SURABAYA, BANGSANOLINE.com - Banyak kalangan menilai, penolakan utusan Pemerintah Kota Bandung saat studi Banding ke Surabaya, tak bergeser jauh dari sejarah masa lalu. Disebutkan dalam sejarah (1340-1357), saat Putri Kerjaaan Sunda Dyah Pitaloka Citraresmi berangkat ke Kerjaan Majapahit untuk dijodohkan dengan Hayam Wuruk, Raja Majapahit mendapat perlakuan buruk. Ujungnya, seluruh pasukan pengiring Dyah Pitaloka ditumpas habis oleh pasukan kerajaan pimpinan Mahapatig Gajahmada. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Perang Bubat lantaran lokasinya di Lapangan Bubat sebelah utara Trowulan, Ibu Kota Majapahit.
Saat Dyah Pitaloka bersama pasukanya menggelar tenda untuk istirahat setelah mengarungi laut Jawa dan sempat singgah di Pelabuhan Ujung Galuh (Surabaya) itu-lah, mereka dibantai. Dyah Pitaloka yang hendak dijadikan sesembahan untuk Raja Majapahit sebagai tanda tunduknya Kerjaaan Sunda, menanggung malu. Dia pun memilih bunuh diri. Niat baik Kerjaaan Sunda lantaran putrinya mau dipersunting Hayam Wuruk berubah menjadi tragedi berdarah. Hayam Wuruk yang sejatinya memang 'kesengsem' sama Dyah Pitaloka sangat bersedih lantaran sepak terjang bawahanya (Gajah Mada) dinilai sembrono.
Baca Juga: Tanggapi Cuitan Netizen di X, Ridwan Kamil: Boleh Bully Saya, Tapi Jangan Keluarga Apalagi Anak Saya
Sekilas, cerita sejarah yang saat ini mulai banyak versi tersebut mirip dengan peristiwa 'pembiaran' utusan Pemkot Bandung oleh pejabat Pemkot Surabaya saat berkunjung ke Surabaya. Lantaran tak mendapat muka, Wawali Bandung, Oded M Danial memilih pulang kampung beserat sejumlah utusan Walikota Bandung, Ridwan Kamil.
Oded pun menuturkan peristiwa tersebut ke Ridwan Kamil hingga berujung pada celotehan Walikota ke akun media sosial yang menimbulkan banyak tanggapan, salah satunya Gubernur Jawa Timut, Soekarwo. Soekarwo pun menyarankan utusan kedua pemkot itu duduk bersama dan menuntaskan masalah tersebut.
Melalui akun Twitternya, Gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo itu menyampaikan pesan untuk Wali Kota Bandung Ridwan Kamil alias Emil dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atau Risma.
Baca Juga: Cawe-Cawe Jokowi Jilid II, Disebut Jegal Anies dalam Pilgub DKI 2024
"Mas @ridwankamil dan Ibu Risma sama-sama sudah dewasa dalam berpikir dan berpolitik, sebaiknya dikomunikasikan dengan baik.*Pakde Karwo*," cuit Pakde Karwo dalam akun resminya @pakdekarwo1950, Rabu (24/2).
Pakde Karwo berharap kepada Risma dan Ridwan Kamil mengklarifikasi masalah itu. Pakde Karwo khawatir muncul polemik baru.
Menurut Pakde Karwo, saat ini yang terpenting adalah fokus pada kesejahteraan masyarakat.
Baca Juga: Beredarnya Baliho Ridwan Kamil “OTW Jakarta Nih”, Golkar Bilang Begini
"Masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan Mas @ridwankamil maupun Ibu Risma, tetap fokus ke pelayanan publik.*Pakde Karwo*," lanjutnya.
"Saya berpesan baik untuk Mas @ridwankamil maupun Ibu Risma. Mari sama sama membawa kesejukkan dalam persahabatan. NKRI mutlak.*Pakde Karwo*," pungkasnya. (tic/viv/met/lan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News