Grahadi Tergenang, Banjir Surabaya Kian Meluas, Pemkot Dinilai Gagal

Grahadi Tergenang, Banjir Surabaya Kian Meluas, Pemkot Dinilai Gagal Kondisi banjir di Jalan Ambengan Surabaya. foto: surya

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Hujan deras yang terjadi di Surabaya membuat sejumlah wilayah di kota tersebut tergenang air (kebanjiran). Sejak beberapa hari berselang, ruas jalan dan permukiman penduduk di Surabaya selalu tergenang air ketika hujan deras terjadi. Tercatat, sejak Rabu (24/2) hingga hari ini (26/2) banjir kian meluas di sejumlah titik di Surabaya.

Seperti kemarin, banjir menggenangi Gedung Negara Grahadi di Jl Gubernur Suryo. Luapan air hujan meluber dan masuk hingga lantai selasar gedung kantor Biro Umum di sebelah barat Gedung Grahadi. Ketinggian air 5 - 10 cm atau setinggi mata kaki orang dewasa.

Baca Juga: Eri Cahyadi Resmikan Dua Rumah Pompa yang Diklaim dapat Atasi Banjir Surabaya Selatan

Sejumlah pegawai di Biro Umum di Gedung Grahadi berusaha membersihkan air untuk dialirkan ke saluran air.

Selain mengenangi selasar, air juga merendam halaman dan taman yang ada di depan gedung utama Grahadi, dengan ketinggian air mencapai 40-50 centimeter.

Kepala Biro Umum Setdaprov Jatim Hizbul Wathon mengatakan, saluran air yang ada di Gedung Grahadi sudah sesuai standar yang ada sehingga mestinya mampu menampung luberan air hujan.

Baca Juga: Tak Kuat Tahan Volume Air, Pelapis Tanggul Jalan Kembang Kuning Surabaya Ambrol

Tapi karena tingginya curah hujan, sehingga saluran yang ada tak mampu menampung gerojokan air hujan. "Akibatnya, air sempat meluber ke selasar," katanya.

Apalagi pada saat yang bersamaan, debit air di Sungai Kalimas yang berada tepat di belakang Gedung Grahadi juga terlihat penuh. Sehingga air buangan dari tengah kota, termasuk dari dalam Gedung Grahadi tak bisa masuk ke sungai.

Meski demikian, pihaknya, kata Hizbul akan memeriksa dan mengevaluasi secara menyeluruh seluruh saluran drainase dan bagian di Gedung Grahadi. Untuk memastikan, mana yang harus diperbaiki, agar kejadian yang sama tidak terulang. "Apalagi kejadian ini (melubernya air hingga selasar) belum pernah terjadi sebelumnya," katanya.

Baca Juga: Dilanda Hujan Deras Disertai Angin Kencang, Sejumlah Titik di Surabaya Macet Total

Selain di Grahadi, banjir juga menggenai sejumlah ruas jalan di Surabaya seperti di Ketintang, Brebek Industri, Kemendung, Puncak Permai, dan Darmo Harapan, Kompleks Makodam, Tandes, Wonokromo, bahkan di Surabaya Barat banjir terjadi cukup parah.

Di Jl Ambengan banjir menyebabkan kemacetan dan beberapa motor mogok. Warga menuturkan, setiap hujan di jalan tersebut pasti banjir. "Di perempatan antara Jalan Ambengan dan Jalan Kusuma Bangsa pasti banjir," kata Rahmat salah satu pengendara sepeda motor.

Warga setempat mengatakan, sebenarnya saluran-saluran air yang tersumbat sudah dibersihkan oleh dinas terkait, namun setiap hujan pasti jalan tersebut banjir. "Sini pasti banjir kalau hujan, nggak tau apa masalahnya padahal Jalan Kusuma Bangsa aman-aman saja," ujar warga.

Baca Juga: Cegah Genangan di Jetis Kulon, 40 Bangunan Liar di atas Saluran Dibongkar

Tak hanya jalan dan permukiman padat penduduk yang kebanjiran, ternyata sejumlah perumahan elite seperti di Citraland juga digenangi banjir. Bahkan, banjir yang terjadi pada Kamis (25/2) cukup parah terjadi di kawasan tersebut dengan ketinggan hampir mencapai satu meter.

“Baru kali ini terjadi, sebelumnya tidak pernah. Memang hujan kemarin luar biasa,” kata Direktur Ciputra Surya Tbk, Sutoto Yakobus.

Di perempatan jalan yang berada di dekat kantor cabang Bank Central Asia (BCA) di kawasan tersebut banjir cukup parah, bahkan hanya bagian atap mobil yang tampak.

Baca Juga: Tiga Jam Diguyur Hujan Deras Disertai Angin, Surabaya Barat 'Tenggelam'

Sutoto meyakini, banjir serupa tak terjadi. Ia menyatakan telah berkordinasi dengan pemerintah kota Surabaya supaya saluran air lancar. Banjir kemarin, ujar dia, melanda akibat curah hujan yang tinggi sedangkan aliran air di ujung luar salurn perumahan Ciputra, juga penuh. “Sehingga aliran airnya antri. Aliran itu nanti berujung ke Kali Makmur.” katanya.

Banjir yang terus terjadi memantik reaksi anggota DPRD Surabaya. Vinsensius Awey politisi Nasdem mengatakan, Pemkot Surabaya gagal menanggulangi banjir yang terjadi beberapa hari berselang. Anggota Komisi C (Pembangunan) ini meminta Pemkot Surabaya lebih fokus pada pengendalian banjir dengan mengacu pada Sistem Drainase Master Plan (SDMP).

Vinsensius Awey mengatakan bahwa SDMP yang ada buatan sekitar tahun 2003 tentu sudah out of date dan tidak sesuai dengan kekinian kota Surabaya. Dia meminta pemerintah kota segera melakukan audit tata ruang wilayah untuk dibuatkan pemetaan baru kondisi sistem drainase kota Surabaya saat ini.

Baca Juga: Pemasangan Pompa Petekan Rampung, Sudah Bisa Difungsikan untuk Cegah Banjir

Awey menambahkan, pemetaan ini bertujuan untuk mengetahui lebih dekat wilayah mana saja langganan banjir selama ini dan wilayah mana berpotensi banjir. Dengan perbaikan sistem drainase yang berbasis SDMP, diharapkan musim hujan tahun 2017 mendatang, banjir sudah bisa diantisipasi.

Kondisi banjir tahun ini lebih parah dibandingkan tahun tahun sebelumnya. Awey juga menilai Pemkot Surabaya telah gagal total dalam pengendalian banjir di Kota Surabaya. (trb/tic/ssn/lan)

Sumber: tribunnews.com/detik.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO