JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (KTT LB OKI) ke-5 yang membahas kemerdekaan Palestina, resmi ditutup, Senin (7/3). Usai konferensi, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa dunia Islam meminta masyarakat Internasional melarang masuknya produk Israel ke negara mereka.
"Penguatan tekanan kepada Israel, termasuk boikot terhadap produk Israel yang dihasilkan di wilayah pendudukan. Seluruh negara menyatakan kembali komitmen untuk melindungi al-Quds al-Sharif, antara lain dengan bantuan finansial bagi al-Quds," kata Jokowi dalam jumpa pers usai penutupan KTT LB OKI di JCC, Senayan, Jakarta, Senin (7/3) dikutip dari detik.com.
Baca Juga: Bersama Gapura dan Owner Bawang Mas Group, Ribuan Masyarakat di Pamekasan Doakan Palestina
Jokowi menyampaikan, negara Islam peserta OKI juga memberikan dukungan untuk dilaksanakannya konferensi perdamaian internasional. Terkait hal ini, Prancis pernah menyatakan berinisiatif untuk mengadakan konferensi tersebut. "Negara-negara OKI juga mendorong rekonsiliasi Palestina, kesepakatan-kesepakatan itu tercakup dalam dua dokumen Jakarta Declaration," ujar Jokowi.
"(Pertama) inisiatif indonesia yang memuat langkah konkret pimpinan dunia Islam. Kedua resolusi yang menegaskan komitmen OKI untuk mendukung Palestina dan al-Quds al-Sharif," imbuhnya.
KTT yang berlangsung sejak hari Minggu (6/3) kemarin itu dihadiri oleh 605 delegasi dari 55 negara dan 2 organisasi internasional.
Baca Juga: Setahun Tragedi Genosida, API Palestina Jatim Bakal Gelar Aksi di Surabaya dan Malang
Dalam berkas Deklarasi Jakarta yang diterima, Senin (7/3/2016), sedikitnya ada 23 poin yang disepakati dalam Deklarasi Jakarta. Para peserta konferensi sepakat mendukung kemerdekaan Palestina.
Negara-negara OKI mengutuk keras penjajahan Israel di tanah Palestina, termasuk Al-Quds Al-Sharif sejak tahun 1967. OKI juga mendukung penuh masyarakat Palestina mendapatkan kembali hak politik, diplomatis, dan hukum secara penuh.
Sejak awal, KTT LB OKI digelar dengan tujuan untuk menyepakati adanya aksi konkret apa yang bisa dilakukan untuk membuktikan bahwa dukungan terhadap Palestina bukan sekadar wacana. Salah satunya melalui aksi boikot terhadap produk Israel yang dihasilkan di wilayah pendudukan.
Baca Juga: Hari Perdamaian Internasional, Khofifah Ajak Semua Pihak Terus Serukan Perdamaian di Palestina
"Penguatan tekanan kepada Israel, termasuk boikot terhadap produk Israel yang dihasilkan di wilayah pendudukan," kata Jokowi saat memberi Press Statement.
Selain boikot, aksi-aksi lainnya yang diserukan yakni peningkatan tekanan pada DK PBB untuk memberikan perlindungan internasional bagi Palestina dan menetapkan batas waktu pengakhiran pendudukan Israel. Penolakan tegas juga diserukan terhadap pembatasan akses beribadah ke Masjid Al-Aqsa serta tindakan Israel mengubah status-quo dan demografi Al-Quds Al-Sharif.
Sementara, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyambut baik respons positif negara-negara Islam yang senantiasa mendukung penyelesaian masalah negaranya.
Baca Juga: Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Dibunuh di Teheran, Pelakunya Diduga Agen Israel
"Terima kasih kepada Pak Jokowi atas respons positif atas KTT tersebut, terima kasih juga kepada Sekjen OKI. Al-Quds merupakan jantung Palestina, tidak ada artinya Palestina tanpa Al-Quds," ujar Mahmoud dalam Press Statement di Ruang Cendrawasih JCC Senayan, Jakarta, Senin (7/3/2016).
"Apa yang dilakukan (Israel) untuk mengisolasi Al-Quds tidaklah masuk akal. Kami sampaikan terima kasih kepada masyarakat internasional dan umat Islam," imbuhnya.
Palestina akan terus berupaya agar dapat membawa deklarasi ini ke meja PBB. Mahmoud juga mengundang negara-negara OKI untuk datang berkunjung ke Al-Quds dan melihat secara langsung kondisi terkini.
Baca Juga: Pertemuan 5 Kader NU dengan Presiden Israel, Nawawi: Karena Gus Yahya Mencontohkan Hal yang Sama
"Kami undang untuk berkunjung ke Palestina dan Al-Quds agar masyarakat dapat mengetahui bahwa mereka didukung oleh seluruh dunia internasional," kata Mahmoud. (dtc/mtrv/mer/sta)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News