JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Mantan Kapolda Metro Jaya Komjen Pol Tito Karnavian mengaku selama sembilan bulan menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya, banyak dinamika yang dijalani bahkan selalu saja ada kasus baru di Jakarta mulai dari kasus mutilasi, bom sarina, hingga penertiban kawasan Kalijodo.
"Hampir sembilan bulan 10 hari menjabat sebagai Kapolda waktu yang cukup pendek, tetapi jujur dag-dig-dugnya kalau kata orang Medan, 'ngeri-ngeri sedap'," ujar Tito di acara pisah sambut Kapolda Metro Jaya di Balai Metro Jaya, Senin (21/3) malam.
BACA JUGA:
- Ditanya Soal Bupati Sidoarjo, Medagri: Dia Akan Dinonaktifkan
- Resmi Jabat Pj Gubernur Jatim, Adhy Karyono Siap Tancap Gas Tingkatkan Capaian Pembangunan
- Jawa Timur Raih Penghargaan Pemerintahan Provinsi Terinovatif di IGA Kemendagri 2023
- Sidoarjo Raih Penghargaan Pemda Kinerja Terbaik Nasional, Gus Muhdlor: Kawal Terus Kinerja Pemkab
Kenangan yang tidak mungkin lupakan kata Tito adalah adanya tragedi serangan bom dan penembakan di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, pada (14/1/2016) lalu.
"Yang paling tidak terlupakan bom Thamrin, tetapi dengan kekuatan, maka cepat selesai," kata dia.
Selain kasus bom Thamrin, Tito juga mengaku tidak akan lupa mengenang saat melakukan penertiban bangunan liar di kawasan prostitusi Kalijodo.
Terkait penertiban tersebut, Tito mengaku selalu teringat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Pangdam Jaya Mayjen Teddy Lhaksmana.
"Semua di Jakarta menarik, yang enggak terlupakan soal Kalijodo. Kalau saya ke bandara atau dari bandara lewat sana akan ingat Pak Edi Pangdam dan Ahok," ucapnya.