PDIP Galau Usung Ahok, Mega Trauma Dibully Cyber Corps

PDIP Galau Usung Ahok, Mega Trauma Dibully Cyber Corps Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Megawati.

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan () gamang untuk menentukan siapa calon yang akan diusung dalam Pilkada DKI 2017. Sempat bersitegang dengan Basuki Tjahaja Purnama () yang memilih jalur independen, kembali terlihat mesra dengan dalam sebuah peluncuran buku Soekarnoputri di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Namun, menyatakan kedekatan dengan Mega itu bukan berarti mereka akan mengusung .

Baca Juga: Hartono dari Fraksi PDIP Resmi Jabat Wakil Ketua DPRD Kabupaten Mojokerto 2024-2029

Dalam acara tersebut, dan Ketua Umum Soekarnoputri saling menyindir. Hubungan yang dulu harmonis bak seorang ibu dan anak kini menjadi perang dingin.

mengatakan bahwa dirinya tak mau lagi menjadi korban bully tim sampingan di media sosial. Politikus Eva Kusuma menjelaskan apa yang dimaksud oleh tim sampingan tersebut adalah tim Cyber . " kan punya cyber corps," kata Eva.

, kata Eva, membiarkan saja apa yang telah dilakukan oleh tim sampingan tersebut. Eva mengakui bahwa memang sasaran tim sampingan di pilgub DKI 2017.

Baca Juga: Pascaputusan MK, PDIP Gresik Minta Bawaslu Tindak Pejabat dan TNI-Polri Tak Netral di Pilkada 2024

"Aku saja dibully, dan juga sasaran bully kan karena kita jadi samsak (sasaran) strategy marketing beliau. Ketum bilang, biarin aja, kayak nggak tahu saja," jelas dia.

"Lalu kita diperintahkan untuk fokus ke porto folio untuk penjaringan," sambungnya.

Selain itu, Eva mengatakan apa yang menjadi strategi saat ini hanya ingin mendongkrak maju untuk 2017. Apalagi terus menjelek-jelekan , salah satunya soal mahar politik.

Baca Juga: Umroh Pakai Hijab, DPR RI Minta Selebgram Transgender ini Ditangkap

"Kan strategi marketing Pak jelek-jelekin . (mengatakan), kalau lewat bisa habis Rp 100 miliar untuk mahar. Risma, Azwar Anas, Ganjar Pranowo (katakan), saya tidak bayar mahal ke . Respons sudah negatif, sudah dibully," ungkapnya.

Selain itu, Eva juga mengatakan kalau mantan Bupati Belitung Timur itu lebih memihak pada pemilik modal dan tidak berpihak kepada wong cilik. Eva menilai hal tersebut terlihat dari proyek mercusuar dan megaproyek lainnya.

"Bacaannya seperti itu. Harus fair terhadap orang miskin. Jangan hanya memenangkan kepentingan pemilik modal. Seperti proyek mercusuar dan lain-lain," katanya.

Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Sampaikan Bela Sungkawa Atas Wafatnya Agus Sunoto Imam Mahmudi

Sementara itu, sendiri justru menuding sebaliknya. Dia berdalih bahwa itu semua adalah aspirasi dari masyarakat. "Orang suka nuduh saya punya cyber corps, cyber corps saya di mana? Ini kan spontan omongan dari masyarakat," ucap .

Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah mengatakan, hubungan pribadi antara dengan harus dipisahkan dengan relasi secara organisasi.

"Secara personal kan tidak ada masalah , Mega dan PDI-P yang lain. Tapi kita pisahkan hubungan pribadi dan hubungan organisatoris dan hubungan politik," kata Basarah, Jumat (25/3).

Baca Juga: Pemilih PDIP dan Demokrat di Jombang Terbelah, Dukung Warsubi-Salman pada Pilkada 2024

Sebab, jika mau diusung , maka Gubernur DKI Jakarta itu mesti ikut proses yang ada di internal partai. Apalagi, satu-satunya partai yang bisa mengusung calonnya sendiri tanpa harus berkoalisi. "Iya dong semua harus ikut proses itu," ujarnya.

Relawan yaitu Ruhut Sitompul menyatakan, tidak masalah jika jagoannya tersebut didekati oleh parpol-parpol. Apalagi, Partai Nasdem dan Hanura sudah merapat ke .

''Selama kami tidak diganggu kami welcome. Marilah bersama-sama,'' ujar Ruhut. (mer/det/tic/rol/lan)

Baca Juga: Politikus PKS Suswono Dianggap Hina Nabi, Yenny Wahid: Rasulullah Bukan Pengangguran

Sumber: merdeka.com/detik.com/republikaonline

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Kembalikan Formulir Bacabup ke PDIP Situbondo, Rio Patennang Berharap Wakilnya dari PDIP':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO