LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Lamongan mulai melakukan penyortiran terhadap ribuan soal ujian nasional (UN) tingkat SMA, MA dan SMK yang akan digunakan peserta ujian pada 4 hingga 6 April 2016 mendatang.
Penyortiran soal UN ini dilakukan, guna memetakan dan pembagian soal untuk setiap Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di masing-masing kecamatan. "Per sampul 20 soal dan per kelas berisi 20 siswa," kata Sekretaris Disdik Lamongan Adi Suwito, Selasa (29/3).
Baca Juga: Tingkatkan Mutu Pendidikan, Dispendik Lamongan Gelar Sarasehan Pembiayaan Pendidikan
Dijelaskan Adi, siswa yang mengikuti UN untuk tingkat SMA, MA, SMK dan SMALB akan di bagi dalam dua kategori, yakni ujian yang berbasis kertas dan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
Lebih lanjut, Ia menerangkan, untuk siswa yang akan menjalani ujian berbasis komputer, 1 komputer akan di gunakan satu siswa. "Minimal komputer di sekolah 1/3 dari siswa baru bisa melaksanakan berbasis komputer, sehingga Unas bisa tiga gelombang bergantian, dan tetap 1 komputer 1 anak, pelaksanaan sama dengan tahun kemarin," katanya.
Adi menambahkan, jumlah sekolah setingkat SMA yang menggelar ujian berbasis komputer tahun ini mengalami lonjakan yang signifikan.
Baca Juga: Tingkatkan Mutu Pendidikan, Kemenag Lamongan Teken MoU dengan BAN-PDM Provinsi Jawa Timur
"Dari tahun kemarin ada peningkatan, tahun kemarin hanya 2 SMA, 1 SMK, sekarang ada peningkatan lebih banyak, sekarang ada 24 lembaga," pungkasnya.
Pantauan BANGSAONLINE.com, soal-soal Ujian Nasional (UN) tahun ini mendapat pengamanan ekstra ketat dari petugas Polres Lamongan bersama dan Dinas Pendidikan (Disdik).
Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) Polres Lamongan, Kompol Nurudin Muhammad mengatakan, pihaknya melakukan pengawalan sejak mengambil soal UN dari Surabaya. "Dari PT Jasindo, kita kawal dengan 2 anggota dengan peralatan lengkap," ungkapnya.
Baca Juga: Tingkatkan Kualitas Pendidikan, Sekolah Boleh Minta Sumbangan Wali Murid
Untuk mengantisipasi kebocoran, pihaknya bersama dengan Disdik masing-masing menempatkan dua orang petugas.
"Segelnya kunci masih utuh kita buka bersama-sama kita buat berita acara, semua pintu di kunci, 1 kunci di bawa Disdik dan kepolisian juga bawa 1 kunci," terang Nurudin.
Langkah antisipasi berikutnya, baik petugas dari Disdik dan Kepolisian harus berada di lokasi waktu dilakukan penyortiran. Bahkan, HP petugas yang melakukan penyortiran disita demi menjaga keamanan.
Baca Juga: Ini Pesan Bupati Lamongan saat Launching 2.700 Guru Pengimbasan
"Kita awasi bersama-sama sehingga tidak ada penyalahgunaan. Kita sepakat jam berapa buka kuncinya, kalau tidak ada satu ya belum dibuka, mengunci juga harus bersama-sama," katanya. (qom/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News