Banyak Masyarakat Jadi Buruh di Kampungnya Sendiri

Banyak Masyarakat Jadi Buruh di Kampungnya Sendiri Mardiyanto, Wakil Ketua DPRD Pacitan.

PACITAN, BANGSAONLINE.com - Iklim investasi diharapkan terus bergeliat sebagai stimulus terdongkraknya roda perekonomian masyarakat di suatu daerah. Namun, tidak semua investasi akan berpihak pada kesejahteraan masyarakat. Investasi yang salah, justru akan menjerumuskan masyarakat ke jurang kemiskinan yang semakin dalam.

Demikian disampaikan Wakil Ketua DPRD Kabupaten , Mardiyanto, sesaat sebelum memimpin rapat di Gedung Paripurna DPRD, Rabu (6/4).

Baca Juga: Info BMKG: Selasa Dini Hari ini, Trenggalek Diguncang Gempa Magnitudo 5,4

Mardi, begitu politisi berbasis PDIP itu akrab disapa mengungkapkan, iklim investasi di , diakuinya memang sudah mulai nampak. Kendati begitu, selama lima tahun periode pemerintahan, dinilai belum berdampak signifikan menekan angka kemiskinan.

"Lima tahun, angka kemiskinan hanya turun 4 persen. Dari 19 persen, sekarang ini masih bertengger di 15 persen," ujar legislator dua periode ini.

‎Malah, lanjut dia, masifnya investasi di , ditengarai justru mencetak buruh-buruh baru dikampungnya sendiri. Indikasi ini nampak terlihat dari banyaknya lahan-lahan hak yang saat ini sudah beralih status kepemilikan ke masyarakat non domisili. Fenomena seperti itu banyak terjadi di Pantai Widoro, Kecamatan Donorojo, hingga Pantai Watukarung, Kecamatan Pringkuku.

Baca Juga: Istri Kades di Pacitan Ngaku Dijambret dan Kehilangan Uang Rp14 Juta, Ternyata...

"Masyarakat memang mendapatkan duit dari hasil penjualan tanahnya. Tapi setelah itu, mereka hanya akan menjadi buruh, di atas lahan yang semula menjadi haknya. Sebab, dari lahan-lahan mereka itu, saat ini telah 'disulap' menjadi bangunan home stay serta perhotelan," beber Mardianto.

Berangkat dari beragam persoalan di atas, Mardiyanto, menegaskan, agar ke depan pemerintah lebih selektif lagi dengan masuknya masyarakat non domisili atau investor. Terlebih mereka yang hendak membeli lahan-lahan hak, tentu harus ada pembatasan. 

"Setidaknya, seperti di Bali. Bagaimana masyarakat bisa tetap sejahtera meski banyak lahan mereka yang disewakan ke investor. Tidak dijual, namun cukup disewakan," tandasnya. (pct1/rev)

Baca Juga: Haduh! Sapi Milik Warga Pacitan ‘Nyangkut’ di Atap Rumah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO