JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'thi menyebutkan, upaya Muhammadiyah melakukan autopsi jenazah Siyono, terduga teroris yang ditembak mati Densus 88 tidak lain sebagai bentuk pencarian keadilan atas terbunuhnya Siyono. Bahkan dalam hal ini, Muhammadiyah tidak sendiri justru menggandeng Komnas Ham dalam melakukan autopsi.
Untuk itu, jika ada tuduhan dengan melakukan autopsi Siyono berarti Muhammadiyah mendukung terorisme adalah salah besar. Muhammadiyah sejak dulu mengawal, menjaga ummat untuk sama-sama memberantas terorisme.
BACA JUGA:
- Menuju Hidup Sehat dan Berkah: Penerapan Gizi Halal
- Hadiri Kajian Ramadan Muhammadiyah, Khofifah Ajak Wujudkan Pembangunan Jawa Timur Berkemajuan
- Pj Gubernur Jatim Apresiasi Kontribusi Muhammadiyah dalam Berbagai Bidang Pembangunan
- Ahli Falak Respons Haedar Nashir soal Kalender Hijriyah Global: Itu Teori Lama, Dunia Ini Bulat
"Sebaiknya akuilah kesalahan dalam kasus Siyono, sebelum dibuka kesalahan itu," sindir Abdul Mu'thi dalam acara pengajian bulanan pimpinan pusat Muhammadiyah dengan tema 'Pemberantasan Terorisme yang Pancasilais dan Komprehensif' di Auditorium PP Muhammadiyah, Jl Menteng Raya 62, Jakarta, Jumat (8/3) malam.
Ditegaskannya, pihaknya akan membuka hasil autopsi dengan menggendeng Komnas Ham, karena berdasarkan autopsi yang dilakukan tim dokter forensik dan dokter Polda Jawa Tengah, jelas autopsi tersebut merupakan autopsi yang pertama.
Terdapat luka lebam-lebam, karena jika memang terjadi perkelahian apakah tidak bisa dihindari yang mematikan. "Bukankah pasukan elit (densus 88) itu pinter-pinter beladiri, kenapa tidak bisa dihindari malah terduga meninggal, jadi sekali lagi akuilah kalau salah," sebutnya.
Sementara itu, mantan Ketua PP Muhammadiyah, Din Syamsyudin yang juga menjadi pembicara dalam pengajian rutin bulanan PP Muhammadiyah tidak bisa hadir langsung namun dalam rekaman off air yang diputar di acara tersebut.