PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Miftahul Ulum Panyepen, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan menggelar Bedah buku "Sidogiri Menolak Pemikiran KH Said Agil Siroj," kemarin (9/4).
Penulis buku tersebut, Ustadz A Qusyairi Ismail dan Ustadz Moh Achyar Achmad, yang juga staf pengajar Madrasah Aliyah PP Sidogiri hadir sebagai narasumber. Sedangkan pembanding dihadirkan Chabib Musthofa dari Fakultas Dakwah UINSA dan Mashuri M.Pd.I dari Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Ampel.
BACA JUGA:
- Kiai Said Aqil Ingin Pemimpin Nasional Berani Bersih seperti Mahfud MD
- Prof Kiai Asep: Tak Wajib Bayar Pajak, Jika Pejabat Negara Selewengkan Uang Pajak
- Munas JRA: Said Aqil: Ruqyah Itu Cultural Capital, Kiai Asep: Organisasi Orang yang Doanya Mustajab
- Cak Imin Berani Melawan Ketum PBNU, karena Digoyang atau Faktor HMI-PMII?
Ustadz Qusyairi mengatakan bahwa penulisan buku tersebut didasari pada pengujian terhadap buku-buku karangan KH Said Aqil baik di Pondok Pesantren Tulangan Sidoarjo maupun di PP Sidogiri sendiri.
Qusyairi mengungkapkan bahwa Said Aqil sebenarnya sudah mengaku salah atas kontroversi yang ada dalam bukunya. Said Aqil juga berjanji kembali ke mazhab ahlussunnah wal-jamaah.
“Tetapi sampai saat ini dari tahun 1992 pertama tulisan Said Aqil keluar sampai 2012 malah pernah dicetak kembali oleh PBNU. Tidak pernah ada revisi dalam buku karangannya hingga sampai saat ini,” tandas Ustadz Qusyairi.
"Jadi biarpun Said Aqil pernah minta maaf, tetapi buku karangannya sudah menyebar dan jadi kontroversi. Said Aqil harus merevisi bukunya. Jadi, buku harus diselesaikan dengan buku," imbuhnya
Qusyari kemudian mencontohkan isi buku Said Aqil yang bertolak belakang dengan tuntunan Islam. Yakni, di mana Said Aqil berpikir bahwa Nabi Muhammad SAW dalam dakwahnya bukan hanya untuk kepentingan agama, tapi juga kepentingan politik kekuasaan.