SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Kabupaten Sidoarjo saat ini memiliki 172 Sekolah Inklusi mulai TK, SD, SMP hingga SMA dan SMK. Jumlah Sekolah Inklusi tersebut dianggap sudah memenuhi standar jumlah Sekolah Inklusi di Kabupaten.
Meski demikian, Dinas Pendidikan (Diknas) Sidoarjo tetap memberikan kesempatan kepada sekolah reguler untuk mengajukan diri sebagai Sekolah Inklusi.
Baca Juga: IIS SMP Progresif Bumi Shalawat Gelar 2 Kegiatan saat Peringati Hari Sumpah Pemuda 2024
Menurut Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Diknas Sidoarjo Djoko Supriyadi, 172 Sekolah Inklusi tersebut menyebar di 18 Kecamatan se-Sidoarjo. "Meski demikian, sekolah reguler bisa mengajukan diri untuk menjadi Sekolah Inklusi, " cetusnya kepada BANGSAONLINE.com, Selasa (12/4).
Kata Djoko, 172 Sekolah Inklusi ini, telah beroperasi secara bertahap sejak tahun 2013. Sekolah Inklusi itu, selain karena penunjukan dari Diknas, juga karena pengajuan diri.
"Yang penunjukan itu, yang beroperasi sejak tahun 2009," jlentrehnya. Karena itulah, Djoko menyebut, tahun ini ada dua sekolah reguler yang mengajukan diri menjadi Sekolah Inklusi, salah satunya SDN Keboananom Kecamatan Gedangan.
Baca Juga: Bhabinkamtibmas dan Babinsa Rejeni Jadi Pembina Upacara di SMK Islam Krembung
Terkait keluhan warga Kecamatan Sedati, yang meminta Sekolah Inklusi saat reses anggota DPRD Sidoarjo asal Fraksi PDIP Perjuangan, Tarkit Erdianto, Minggu (10/4) lalu, Djoko menyebut sudah ada satu Sekolah Inklusi, yakni di SDN Sedati Agung, Kecamatan Sedati.
"Untuk sementara, kalau mau sekolah inklusi tingkat SMP, warga bisa ke SMPN 4 Waru," beber Djoko Supriyadi.
Menurutnya, kebutuhan sekolah inklusi di Sidoarjo sudah cukup ideal. Sebenarnya, dari aturan pemerintah minimal tiga lembaga inklusi di setiap kecamatan. Namun, dengan jumlah sekolah inklusi yang sudah banyak, Sidoarjo sudah cukup memenuhi aturan tersebut.
Baca Juga: Antusias Masyarakat Tinggi, Plt Bupati Sidoarjo Bakal Tambah Kuota Beasiswa Pendidikan
“Jika memaksakan mendirikan sekolah inklusi tetapi jika gurunya tidak memadai kan malah kasihan siswanya,” pungkas Djoko Supriyadi. (sta/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News