KPAI dan LSM di Pacitan Apresiasi Sikap Daffa, Hadang Pelanggar Lalin dengan Sepeda

KPAI dan LSM di Pacitan Apresiasi Sikap Daffa, Hadang Pelanggar Lalin dengan Sepeda Aksi Daffa menghadang pelanggar lalin di atas trotoar.

PACITAN, BANGSAONLINE.com - Aksi nekat seorang anak bernama Daffa Faros Oktoviarto, siswa Kelas IV, SD Kalibanteng Kidul, Semarang Jateng, yang menghebohkan media sosial. Dia berani menghentikan sepeda motor dengan cara memalangkan sepeda miliknya di atas trotoar untuk menghadang laju pengendara motor yang kedapatan melanggar aturan, layak diapresiasi. Atas aksi tersebut, pengendara motor pun terlihat menghentikan kendaraannya.

"Saya mengapresiasi aksi tersebut. Meski usia masih anak, namun pemikiran dan komitmennya sangat positif. Kita membutuhkan generasi yang tidak hanya cerdas dan berintegritas, namun juga memiliki keberanian seperti Daffa," ujar Susanto, Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), melalui layanan BlackBerry Mesengger (BBM), Rabu (20/4).

Ketua Laspeda Pacitan, Arif Setya Budi- Jangan ditiru aksi nekadnya. Tapi contohlah sikap keberanian dan komitmennya.

Sementara itu Ketua Laskar Pemuda Desa (Laspeda) Kabupaten Pacitan, Arif Setya Budi, juga ikut mengacungi jempol atas aksi nekad bocah ingusan di Semarang tersebut. Ia berharap, contoh positif yang dilakukan anak tersebut bisa dijadikan media edukasi bagi anak-anak di Pacitan. Sebab diakuinya, selama ini justru contoh-contoh tidak semestinya yang sering dilakukan anak di Pacitan. Misalnya saja menerobos lampu merah, tidak memakai helem, dan jenis pelanggaran lainnya.

"Kami aktivis LSM di Pacitan ikut mengapresiasi aksi nekad bocah 10 tahun di Semarang tersebut," kata Arif, secara terpisah.

Akan tetapi, aksi nekad si Daffa, bukan berarti harus ditiru. Yang bisa dicontoh, lanjut Arif, sikap keberanian, kesadarannya dalam menegakan aturan. Lain itu, pegiat LSM yang dikenal vocal ini juga menengarai adanya obsesi yang muncul dari anak di Semarang tersebut.

"Mungkin lantaran suka melihat film action, sehingga muncul obsesi hingga diimplementasikan seperti itu. ‎Sikap seperti ini, sebaiknya jangan ditiru oleh anak-anak di Pacitan. Sebab membahayakan keselamatan. Yang patut ditiru, sikap keberaniannya dan komitmennya dalam menegakan aturan," tandas Arif. (pct1/ns)