BADUNG, BANGSAONLINE.com - Kericuhan terjadi saat Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar di Nusa Dua, Bali, Senin (16/5). Keributan terjadi saat sidang pandangan umum pertanggungjawaban Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie oleh semua DPD dan ormas. Tiba-tiba, sekelompok massa berseragam loreng hitam dan merah bertuliskan Baladhika Karya memaksa masuk ke arena Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar tanpa bisa menunjukkan identitas resmi kegiatan Munaslub.
"Tadi kan dia mau masuk, tapi ketika ditanya ID Munaslub tidak bisa menunjukkan. Akhirnya dicegah masuk, dia marah," kata Adi, salah satu peserta Munaslub, Senin (16/5).
Baca Juga: Siapkan Atribut, Anis Galang Dukungan Jadi Calon Ketua DPD Golkar Gresik
Ketika dikonfirmasi, Kapolresta Denpasar Kombes Anak Agung Made Sudiana menyampaikan bahwa yang bersangkutan melontarkan kata-kata kasar dan mengganggu suasana Munaslub.
"Mengucapkan kata-kata kasar, itu kan tidak baik, tidak pantas. Kami hanya bertugas menjaga keamanan. Jika ada hal yang mengganggu keamanan, ya tentunya akan kami amankan," kata Kombes Anak Agung Made Sudiana.
Suasana memang semakin memanas karena waktu menjelang pemilihan ketua umum sudah semakin dekat walaupun diundur dan belum ditentukan apakah malam ini atau besok. Akhirnya hal itu berimbas pada ketegangan aparat kepolisian dengan wartawan yang akan meminta keterangan.
Baca Juga: Jadi Kandidat Ketua DPD Golkar Gresik, Anha: Regenerasi Saya Sudah 4 Periode
Selain kericuhan, Munaslub juga diwarnai dugaan adanya politik uang.
Menjelang acara puncak Munaslub Partai Golkar, beredar pesan singkat (SMS) berisi tawaran miliaran rupiah bagi Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) yang menyebut nama salah satu calon Ketua Umum Partai Golkar dalam forum pandangan umum Munaslub.
Pesan singkat yang datang dari nomor 0812944118xx itu berbunyi: "Penting! Beredar informasi dari arena munas, Ketua DPD I yang sebut nama calon tertentu dalam pandangan umum malam ini akan menerima Rp 3 M."
Baca Juga: Anggota DPRD Sidoarjo Terima Beragam Keluhan saat Reses di Kebonsari
Kabar ini langsung mendapat respons dari Ketua DPD I Partai Golkar Jambi, Zoerman Manap. Dia menegaskan, meskipun mendukung Setya Novanto di Munaslub ini, namun dirinya tidak menerima uang seperti yang tertulis dalam pesan singkat tersebut.
"Tidak ada (menerima uang). Malah ada SMS dari nomor enggak dikenal akan dapat uang kalau nyebutin nama calon," ucap Manap.
Dia sendiri mengaku tidak mempercayai kebenaran dalam pesan singkat yang beredar itu. Menurutnya, dukungan kepada Setya Novanto yang disampaikan di depan forum merupakan hasil kesepakatan seluruh DPD II di Jambi.
Baca Juga: Pilkada 2024 di Kabupaten Pasuruan, Golkar Kenalkan Calon Wakil Bupati ke Masyarakat
"Kita tentukan dengan kajian-kajian. Ada kesepakatannya, DPD I dan 11 DPD II se-Provinsi Jambi menandatangani. Kita sepakat mendukung Setya Novanto," tandasnya.
Sementara hingga malam kemarin, sebanyak 14 Dewan Perwakilan Daerah I dan Organisasi Sayap Golkar langsung menyatakan dukungannya ke Calon Ketua Umum Setya Novanto. Dukungan itu dibacakan saat menanggapi laporan pertanggungjawaban Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum Golkar.
Pernyataan dukungan secara terbuka itu pertama kali dibacakan oleh Ketua DPD I Golkar Jambi Zurman Manaf. "Dukung Setya Novanto sebagai Ketua Umum Golkar," kata dia.
Baca Juga: 3 Anggota Dewan Ditetapkan Sebagai Pimpinan DPRD Trenggalek
Pernyataan itu langsung membuat ricuh suasana Munaslub. Tim Sukses Airlangga Hartanto, Melcias Marcus Mekeng, mengatakan pernyataan itu bisa mempengaruhi DPD lain dan DPD II Tingkat Kota atau Kabupaten. "Ini bukan forum kampanye," katanya.
Begitu juga dengan Wakil Sekretaris DPD II Kota Cilegon, Mochammad Nasir, yang marah ketika Ketua DPD I Banten Ratu Atut menyatakan dukungannya ke Novanto. "Kami beda sikap. Dukung Ade Komarudin," katanya. Ade merupakan Calon Ketua Umum Golkar. (mer/tic/rol/lan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News