PONOROGO, BANGSAONLINE.com - Akibat pembongkaran puluhan warung kopi di Desa Siman yang diindikasikan menjadi tempat transaksi esek-esek di dalamnya, beberapa pemilik warung pindah ke Desa Brahu, Kecamatan Siman.
Pantauan bangsaonline.com, dua hari setelah pembongkaran beberapa di antaranya sudah mendapatkan tempat kontrakan.
Baca Juga: Resahkan Warga, Warkop di Jenangan Ponorogo ini Diduga Sediakan Jasa Esek-esek
“Saya muter seharian mas, akhirnya dapat ini”, kata MM (48) asal Sukorejo. Beda lagi SR (56) asal Siman, dia mengaku kontrak dua tempat sekaligus.
''Sebelah yang nunggu anak saya,” katanya.
Kata “anak” bisa diartikan wanita panggilan. Sebab, menurutnya, apabila tidak ada 'anak' maka warungnya akan sepi.
Baca Juga: Gerebek Warkop Esek-esek, Polres Ponorogo Amankan 8 Pelaku Prostitusi
''Tapi jangan di sini, mainnya di luar,'' ujar SR. ''Kalau mau ngajak keluar nunggu warung kopi tutup mas, biasanya 300 ribu sampai pagi,'' sambung SR.
Indikasi yang mengarah transaksi esek-esek memang sangat kentara sekali. Namun mereka sangat selektif hanya kepada orang-orang yang telah menjadi langganannya saja.
Tentu hal ini sangat ironis sekali mengingat Kabupaten Ponorogo memiliki seumlah pondok pesantren dengan Gontor sebagai ikonnya. Terlebih lagi visi Bupati Ipong Muchlissoni akan menjadikan Ponorogo menjadi daerah yang Religius, Berbudaya dan Berkemajuan.
Baca Juga: Ya Allah, Siswa SMP di Ponorogo Pesta Seks di Warung
Menanggapi kondisi tersebut, Kepala Desa Brahu, Suparni mengakui ada dua warung pindahan dari Desa Siman.
''Saya selaku Kepala Desa Brahu mempersilakan mereka membuka usaha di sini, akan tetapi apabila mereka melanggar norma akan kami peringatkan, namun jika tetap bersikeras, mereka juga akan kami tindak tegas”, ujarnya.
Dia berharap, jangan sampai mereka (pemilik warung) menjatuhkan nama baik Desa Brahu dengan aktivitasnya yang melanggar norma.
Baca Juga: Ada Indikasi untuk Esek-esek, Puluhan Warung di Siman Ponorogo Dibongkar
''Harapan kami mereka akan taubat dan insyaf di desa Brahu ini, karena ternyata berjualan yang halal pun juga mendapatkan banyak uang asal bersungguh-sungguh, selain itu kami akan terus sosialisasikan efek negatif dari seks bebas,'' sambungnya.
“Kami juga tidak bisa serta merta mengusir mereka mas, karena mereka mengontrak lahan pribadi dan PJKA yang notabene bukan lahan milik desa seperti di desa Siman kemarin, namun jika ketahuan mereka melanggar norma, tentu kami tidak tinggal diam”, tambah Suparni. (po2/jar/lan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News