Tafsir Al-Nahl 79: Ibn Firnas, Penemu Pesawat Terbang Pertama

Tafsir Al-Nahl 79: Ibn Firnas, Penemu Pesawat Terbang Pertama

Oleh: Dr. KHA Musta'in Syafi'ie MAg. . .   

BANGSAONLINE.com -  "Alam yaraw ilaa alththhayri musakhkharaatin fii jawwi alssamaa-i maa yumsikuhunna illaa allaahu inna fii dzaalika laaayaatin liqawmin yu/minuuna".

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Life Begins at Fourty

Setelah mengabarkan perihal anak manusia yang lahir dalam keadaan tidak tahu apa-apa, lalu dibekali indra pendengar, penglihatan dan pikiran, kini Tuhan langsung menyeret manusia memasuki ruang pemikiran yang jauh dan sangat fantastis. Yaitu agar berfikir soal burung-burung yang terbang di angkasa (al-thair musakh-kharat fi jaww al-sama'). Penerbangan yang stabil, cepat dan lincah, bahkan sembari main akrobatik di udara, lalu landing secara mulus tanpa pernah cidera meski di runway yang teramat sempit. Tanda kebesaran Tuhan ini pasti menyimpan pelajaran.

Tentang transportasi uadara ini, Tuhan sudah menunjukkan kepada dunia pada era nabi Sulaiman A.S. Dengan sajadahnya yang ajaib mampu terbang kemana saja Sulaiman mau. Kecepatannya fantastis karena menggunakan tenaga angin, tidak butuh runway khusus karena take off dan landingnya otomatis, tanpa susah dan tanpa cidera. Kenapa hal itu dilewatkan mukjizat?.

Karena waktu itu ilmu pengetahuan dan teknologi masih jauh dari kelahirannya, pikiran manusia masih belum nyampai dan alam belum mendukung. Untuk itu, maka kreasi Tuhan dilewatkan melalui para utusan dan selalu mendahului teknologi karya umat-Nya. Dan harus begitu, agar sang Nabi tidak dianggap bodoh dan direndahkan. Meski demikian, tapi umat nabi Sulaiman A.S. tidak bergeming menggali teknologi, memetik insprisari dari sajadah ajaib itu, melainkan hanya bisa mengagumi saja. Hal demikian hingga pada era nabi Muhammad SAW yang nyata-nyata terbang bermi'raj ke Sidrah Muntaha.

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Teori Shalahiyah dan Ashlahiyah pada Putusan MK Terkait Batas Usia

Lalu beberapa ayat al-Qur'an turun menantang manusia maju dalam teknologi kedirgantaraan melalui bahasa isyarat dan tamsilan. Salah satunya adalah ayat studi ini, di mana manusia dipaksa berpikir soal burung yang bisa terbang mengarungi ruang angkasa. Sama dengan umat nabi Sulaiman, para sahabat menyikapi ayat ini tidak dengan upaya teknologi, melainkan dengan upaya keimanan. Hal itu karena piranti teknologi belum mendukung.

Pekerjaan rumah ini baru mulai diperhatikan pada masa khilafah islam memasuki Cordova Andalusia (Spanyol). Lahirlah ilmuwan muslim yang sangat hebat bernama Abbas ibn Firnas (810-887 M.) Ibn Firnas mencoba membuat pesawat terbang dan diujicobakan sendiri. Berhasil diterbangkan dengan kendali yang bertumpu pada kedua sayap. Penerbangan tidak stabil dan pendaratan juga tidak mulus, sehingga mengakibatkan Ibn Firnas terluka cukup parah.

Dunia memang sempat terbelalak dengan inisiasi Ibn Firnas ini, tapi sayang tidak ada yang melanjutkan secara serius. Akhirnya pada tahun 1912 sukses di tangan Wright bersudara, warga Amerika Serikat yang selanjutnya dinobatkan sebagai penemu pesawat terbang pertama. Hal itu bukan karena pertama dalam ide dan kreasi, melainkan karena berhasil menyempurnakan dan mengamalkan, dalam artian bisa diterbangkan dan bisa dikendalikan secara baik. Irak mengabadikan Ibn Firnas sebagai nama salah satu Bandara di Baghdad dan pemerintah Libya mengeluarkan prangko bergambar Ibn Firnas sebagai penghormatan.    

Baca Juga: Profil HARIAN BANGSA, Koran Lokal Jawa Timur, Kiai Jadi Pelanggan Setia Sejak Terbit Perdana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO