Tafsir Al-Nahl 80: Umar Ibn Al-Khattab Memarahi Gempa

Tafsir Al-Nahl 80: Umar Ibn Al-Khattab Memarahi Gempa Ilustrasi

Oleh: Dr. KHA Musta'in Syafi'ie MAg. . .   

BANGSAONLINE.com - "Waallaahu ja’ala lakum min buyuutikum sakanan waja’ala lakum min juluudi al-an’aami buyuutan tastakhiffuunahaa yawma zha’nikum wayawma iqaamatikum wamin ashwaafihaa wa-awbaarihaa wa-asy’aarihaa atsaatsan wamataa’an ilaa hiinin".

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Life Begins at Fourty

Kedua, konsep rumah "buyuta". Tipe ini dianggap sangat cocok untuk rumah tinggal sementara karena terkait pekerjaaan dan kebutuhan. Zaman dulu, al-buyut (tenda) dipakai masyarakat baduwi yang keseharian hidup bersama ternak di padang terbuka dan selalu berpindah mengikuti daerah rerumputan yang ada dan posisi mata air. Lebih dari itu, konsep rumah buyuta ini untuk lingkungan atau kondisi tanah yang labil dan sering terjadi gempa. Maka jauh-jauh Tuhan mengingatkan hendaknya material rumah dipilih yang ringan, kuat dan praktis. Pada ayat studi ini, kulit binatang (julud al-an'am) ditunjuk sebagai contoh. Tentu saja zaman sekarang sudah jauh lebih modern, ada kain terpal, parasut, ada galvalum, fiber dll.

Diriwayatkan, tanah Arab, termasuk di Madinah dulu sering terjadi gempa, meski ringan dan umumnya tidak menimbulkan kerusakan berat dan tidak pula berpotensi tsunami. Bisa dibayangkan bila para Baduwi di tengah padang pasir terkena gempa, maka untuk membangun rumah kembali pasti sulit. Maka benar Tuhan menunjuk tipe rumah al-buyut sebagai pilihan.

Sebagai khalifah, Umar ibn al-Khattab dilapori penduduk yang mengeluh karena sering terjadi gempa. Tentu saja tidak ada teknik yang bisa menghentikan, hingga sekarang. Gempa adalah mutlak kemauan Tuhan. Suatu ketika, Umar penasaran dan berjalan meninjau lokasi di pinggiran Madinah yang dikabarkan sering terjadi gempa. Saat sedang istirahat dan melepas lelah, betul, gempa mengguncang cukup terasa.

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Teori Shalahiyah dan Ashlahiyah pada Putusan MK Terkait Batas Usia

Umar bangkit dari tepat duduknya, lalu mengambil tombak dan menancapkannya ke bumi sambil memarahi: "Uskuni ya ardl". Diamlah kamu wahai bumi. Kenapa kamu berguncang, padahal saya sudah berlaku adil kepadamu. Kamu makhluq Allah dan saya adalah khalifah di bumi ini. Jangan coba-coba membuat ulah. Diamlah. "Uskuni ya ardh". Bumi diam dan gempa berhenti seketika. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO