JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Benarkah Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj sudah berpaling dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)? Yang pasti, ia kini lebih sering ber-”kampanye” untuk Partai Perindo ketimbang PKB.
Bahkan Said Aqil mengatakan, visi-misi kesejahteraan yang diusung Partai Perindo mirip visi-misi yang diusung Nabi Muhammad SAW. Di mana saat hijrah ke Yastrib, Nabi masuk ke kota itu menjumpai masyarakat plural.
Baca Juga: Rais Aam PBNU Ngunduh Mantu dengan Pemangku Pendidikan Elit dan Tim Ahli Senior di BNPT
"Nabi berunding. Orang Islam pendatang, pribumi dan Yahudi asal tujuan perjuangannya sama, maka semua satu umat. Nabi 15 abad lalu sudah membuat masyarakat yang ber-platform adab. Bukan agama, di mata hukum sama," ujar Said dalam tausiahnya di Kantor DPP Perindo, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin (13/6/2016).
Seperti dimaklumi, pendiri dan Ketua Umum Partai Perindo adalah Hary Tanoesoedibjo (HT) yang dikenal sebagai penganut Kristen fanatik dan bos MNC Group. HT inilah yang dulu pernah menghebohkan Indonesia karena menggelar Miss World atau kontes wanita se-dunia yang hanya pakai baju renang di Bali.
Said Aqil – seperti dikutip okezone - menambahkan, Nabi tidak pernah memproklamirkan negara Islam dan tidak memproklamirkan negara Arab. Sehingga Nabi menamakan kota yang ia hijrahi dengan nama Madinah.
Baca Juga: Syafiuddin Minta Menteri PU dan Presiden Prabowo Perhatikan Tangkis Laut di Bangkalan
"Ini jadi dasar Muktamar Banjarmasin 1936, keputusannya NU berkehendak berdirinya negara Darus Salam (negara yang damai), bukan Darul Islam. Negara yang mengakomodir semua komponen. Maka, ketika pasukan Nica datang, KH Hasyim berfatwa membela Tanah Air fardu 'ain, barang siapa mati, syahid, barang siapa berpihak, boleh dibunuh," sambungnya.
Selain itu, saat Jenderal Malaby datang, warga Jawa Timur siap menyambut dengan perlawanan. Bahkan, di hari pertama, mobil Malaby meledak. "Yang masang bom santri Tebuireng, Harun," sambung Said.
NU, kata Said, berkepentingan menjaga NKRI. Terlebih hasil Muktamar 1984 telah menegaskan sikap NU terhadap Islam Indonesia.
Baca Juga: Hadiri Kampanye Akbar Luluk-Lukman di Gresik, Cak Imin akan Sanksi Anggota DPRD yang tak Bergerak
"Itulah peranan kiai dan santri mempertahankan NKRI, terakhir keputusan Muktamar 1984, Indonesia negara nasional (Pancasila, NKRI) bagi NU sudah final," tandasnya.
Belakangan ini Said Aqil memang lebih mesra dengan Partai Perindo. Sebaliknya, ia cenderung menjauh dari PKB. Bahkan ia mengatakan bahwa Presiden Jokowi tak mengangkat menteri dari kader NU, tapi dari PKB. Bahkan meski Jokowi mengatakan ada 6 menteri asal NU tapi kubu Said Aqil tak mengakuinya. Ini tercermin dari pernyataan Marsudi Suhud, salah satu ketua PBNU, yang menegaskan bahwa 4 menteri dari PKB bukanlah representasi NU. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News