Ngaji Kilatan di Pesantren Seblak Jombang Selama Ramadan

Ngaji Kilatan di Pesantren Seblak Jombang Selama Ramadan Suasana pengajian kilatan di Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Seblak Jombang. (foto kiriman mukani/hms pp seblak)

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Mengisi bulan suci Ramadan denganpengajiankitabkuning biasanya dilakukan di semua . Tidakterkecuali Pesantren Salafiyah Syafi’iyah SeblakJombang.

Pesantren ini berdiritahun 1921 oleh KH. Ma’shum Ali dan Hj. Choiriyah Hasyim.Nama terakhir ini adalah putrid pertama Hadratussyaikh HasyimAsy’ari, pendiri Tebuireng dan organisasi NU.

Baca Juga: Pesantren di Lereng Gunung, 624 Santrinya Lolos PTN dan di 11 Perguruan Tinggi AS, Eropa dan Timteng

Pesantren ini hanyaberlokasi 200 meter arah barat dari makam Gus Dur. Sistem pengajian kilatan Ramadan tahun ini dibagi berdasarkan jenjang sekolah. Baik MTs maupun MA. “Pengajian dibagi berdasar jenis kelamin, dipisahkan antara santri putra dengan santri putrid,” ujar Subhan, kepala MTs.

Untukjenjang MTs kelasputri, dibacakan kitab Akhlaqlil Banin karyaSyaikh Umar bin Ahmad Baraja. “Yang membaca Ust. Farhalim, bertempat di mushala pondok,” imbuhnya.

Bagi santri putra jenjang MTs, dibacakan kitab Majmu’ Musytamil ‘ala Arba’ Rasa’il karya Syaikh Ahmad bin Zaini Dahlan. “Kitab ini sengaja dipilih, karena sebagian besar membahas tentan salat, dan ini sangat ditekankan di sini,” ujarnya.

Baca Juga: Tren Santri Belajar di Luar Negeri, Sekarang Peluang Makin Besar dan Tak Terbatas

Di dalam kitab ini, lanjutnya, juga diterangkan tentang ancaman-ancaman bagi orang yang lalai meninggalkan shalat. “Sehingga diharapkan santri di sini akan dengan mudah untuk melaksanakan shalat, tidak cuma shalat wajib, juga shalat sunat,” pungkasnya.

Pada jenjang MA, santri putri dibacakan kitabTa’limul Muta’allim.“Kitab ini karya Syaikh Burhanuddin Az-Zarnuji, tahun ini yang membaca Ibu Nyai Mahshunah di masjid madrasah sana,” ujar M.Any Rofiq, kepala MA.

Bagi santri putra, dibacakan kitab Qami’ut Tughyan karya Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani. “Kitab ini sengaja dipilih karena membahas tentang akhlaq santri dan itu sesuai dengan visi misi Pesantren Seblak sini,” imbuhnya.

Baca Juga: Mudah Tanpa Bantuan Jin, Ijazah Amalan Ilmu Pesugihan oleh Kiai 'Sakti' Jawa Timur

Pengajian kilatan ini dimulai jam 9 pagi. “Setelah semua santri di sini shalat Dhuha mulai jam 7 pagi dilanjut dengan bimbingan baca tulis al-Qur’an,” pungkasnya. Itu untuk menjaga agar kefasihan santri dalam membaca al-Qur’an tetap terjaga, meskipun mereka rata-rata sudah membaca al-Qur’an sendiri setiap ada waktu senggang.

Upaya ini sebagai bagian integral dalam mengisi pekan efektif fakultatif selama bulan Ramadan. “Jadi, di samping materi pembelajaran yang tidak ketinggalan, siswa juga memperoleh nilai tambah berupa materi dari pengajian ini,” tambahnya.

Pengajian kilatan ini akan berakhir pada tanggal 17 Ramadan. “Nanti biasanya ditutup dengan buka puasa bersama antara pengasuh, pimpinan madrasah, dewan guru dan semua santri,” ujarnya. Agenda rutin ini, lanjutnya, tetap digelar untuk semakin mempererat tali silaturrahim dan ikatan emosional antar undangan yang hadir.

Baca Juga: Mahfud MD: Pesantren Aset Besar NKRI

Kitab lain yang dibaca bulan Ramadan ini sudah ditentukan oleh hasil rapat majelis pengasuh bersama dewan ustadz pondok. Di antaranya adalah Riyadhus Sholihin, Akhlaq lil Banin, Tafsir Jalalain, Khulashoh Nurul Yaqin, Isti’dadul Maut walima Ba’dal Mawt, Abi Jamrah dan Mabadi’ Fiqhiyyah. (muk)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO