LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Menkopolhukam, Mahfud MD, mengatakan bahwa pesantren adalah variabel yang sangat penting di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ia mengungkapkan hal tersebut saat menjadi keynote speech Halaqah Ulama Nasional yang diselenggarakan oleh Batithah Ma'had Islamiyah PBNU dengan tema 'Pesantren Sebagai Bagian dari Sistem Pendidikan Nasional: Membangun Jembatan Pesantren dengan Pendidikan Umum' di Pondok Pesantren Drajat, Lamongan, Rabu (12/7/2023).
Baca Juga: Terungkap, Gus Miftah juga Rendahkan Mahfud MD, Cak Nun, Ustadz Maulana dan Yati Pesek
"Tidak dapat dibantah oleh siapapun bahwa peranan Pesantren sangat besar artinya dalam berdirinya NKRI, baik perannya di dalam menyusun Ideologi atau pedoman hidup berasama dalam bernegara maupun secara fisik, kemudian merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan," ujarnya.
Tidak hanya sebagai bagian dari pendirian negara, pesantren juga menjadi bagian penting dari merawat dan memajukan Indonesia menjadi lebih besar dan tangguh lagi, khususnya di sektor pendidikan.
Aspek ini juga merupakan bagian dari peranan penting tokoh Islam sekaligus pendiri ormas Islam Nahdlatul Ulama (NU), yakni Hadrastus Syeikh KH Hasyim Asy'ari dengan organisasi yang dipimpinnya, yakni Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia).
Baca Juga: Tegaskan Tetap Banom NU, Pengurus Cabang Jatman Tuban Dukung Penuh Kongres XIII Pusat di Boyolali
"Pondok Pesantren punya peran besar, karena sebelum berdiri dan merdeka, Indonesia itu dulu organisasi yang menghimpun ormas-ormas Islam namanya Masyumi yang dipimpin oleh Kiai Hasyim Asyari, pada bulan Februari 1945 membuat 2 keputusan penting," urai Mahfud.
Dua keputusan itu yakni pembentukan Hizbullah yang menjadi cilak bakal tentara Indonesia yang saat ini. Serta pendirian sekolah tinggi Islam yang diresmikan pada tanggal 8 Juli 1945.
"Pertama, umat Islam akan membentuk Hizbullah, tentara dari kalangan rakyat untuk melawan penjajah. Ini menjadi cikal bakal tentara kita," kata Mahfud.
Baca Juga: PWNU se-Indonesia Rakor di Surabaya, Dukung PBNU Selalu Bersama Prabowo
"Kedua, mendirikan Sekolah Tinggi Islam, 8 juli 1945 di Gondangdia Jakarta dengan membuka 2 Fakultas, yakni agama dan sosiologi," imbuhnya.
Ia menyebut, pendirian Sekolah Tinggi Islam (STI) ini yang menjadi cikal bakal dari keberadaan Universitas Islam Indonesia (UII) di Yogyakarta. Dan inilah salah satu kontribusi besar dari kalangan Pesantren untuk perkembangan Indonesia menurut Mahfud MD.
"Ketika pemerintau hijrah ke Jogja, maka STI ini pindah juga ke Jogja karena ketua perguruan tinggi Mohammad Hatta Wapres pindah juga ke Jogja. Dan sekarang STI itu menjadi UII di Jogja. Itu kreasi kiai Hasyim Asyari," tuturnya.
Baca Juga: Dukungan Para Pekerja MPS Brondong Lamongan untuk Menangkan Khofifah di Pilgub Jatim 2024
Peranan Islam kemudian semakin besar sejak era itu. Dimana banyak sekali zona penting di NKRI yang bisa diisi oleh kalangan Islam termasuk Pesantren. Lagi-lagi kata Mahfud, ini adalah kontribusi besar dari kalangan pesantren saat itu, yakni Menteri Agama KH Wahid Hasyim, yang notabane adalah putra dari Kiai Hasyim Asyari.
"Ketika kiai Wahid Hasyim menjadi Menteri Agama itu dikeluarkan peraturan bersama dengan Menteri Pendidkkan dan Pengajaran, dimana sekolah lulusan pesantren yang berjenjang itu sama civil effect-nya dengan pendidikan umum," jelasnya.
Dengan demikian, sekolah-sekolah Islam berjenjang baik dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga sekolah tinggi berbasis Islam pun bisa setara dan sederajat dengan sekolah negeri.
Baca Juga: Blusukan di Pasar Sidoharjo Lamongan, Khofifah akan Tutup Kampanye di Jatim Expo
"MI sama dengan SD, Tsanawiyah sama dengan SMP, Aliyah sama dengan SMA, Al Jamiah IAIN dibentuk dulu AIDA lalu dinamakan dengan pergurian tinggi lalu lahir IAIN-IAIN itu," terang Mahfud.
Atas dasar itu semua, Mahfud MD mengatakan bahwa terkonfirmasi bahwa Pesantren dan kalangan Islam sudah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi kemerdekaan Indonesia hingga saat ini.
"Dengan demikian, kalangan pesantren dan umat Islam telah memberikan sumbangan besar dan menyiapkan kader-kader bangsa," pungkasnya. (*)
Baca Juga: Rais Aam PBNU Ngunduh Mantu dengan Pemangku Pendidikan Elit dan Tim Ahli Senior di BNPT
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News