KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Humas Pemerintah Kota Batu menggelar diskusi bersama seluruh wartawan Kota Wisata Batu, Kamis (23/6) di Balai Kota Among Tani Kota Batu.
"Tujuannya untuk menambah keakraban dan saling sharing, supaya pemberitaannya berimbang dan nyaman dibaca," ungkap Sinal Abidin, Kabag Humas Pemkot Batu didampingi Ahmad, Kasubag Humas Pemkot Batu.
Baca Juga: Harga Daging Ayam di Kota Batu Terus Merangkak Naik Jelang Nataru
Selain itu, dari kegiatan ini Sinal berharap tak ada sekat antara pemkot dan media. Yang tak kalah penting, menjaga kekompakan tim wartawan, sehingga tak ada kesan blok-blokan (tersekat-sekat) antara wartawan harian, mingguan, tv, radio maupun wartawan online.
Forum kemitraan ini sendiri sudah rutin diadakan tiap tahun dan biasanya digelar di bulan puasa.
Sebagai pemateri dalam diskusi ini adalah wartawan serta redaktur senior grup Jawa Pos, Khusnun N Djuraid atau biasa di sapa Pak Nun.
Baca Juga: Dinkes Kota Batu Lakukan Monev Kawasan Tanpa Rokok
Dalam kesempatan ini, Pak Nun memberikan pemaparan tentang independensi wartawan. Menurut dia, seorang wartawan memang harus menjaga independensinya, namun juga harus tetap berpihak pada kebenaran.
"Tentunya wartawan sudah kenal dengan istilah cover both side. Posisi wartawan harus di tengah di antara kedua belah pihak yang bersengketa. Tidak boleh karena teman, terus memberi porsi banyak dalam pemberitaannya," paparnya.
Pak Nun dalam kesempatan tersebut juga menyinggung terkait posisi wartawan yang mendukung salah satu calon ketika pilkada. Ia mengimbau pada para wartawan agar tidak melakukan pembelaan yang membabi buta terhadap salah satu calon.
Baca Juga: Tata Kelola Kearsipan 10 OPD Pemkot Batu Raih Predikat Sangat Memuaskan
"Boleh mendukung atau mengungulkan satu calon, tapi jangan menyerang calon yang lain," imbaunya.
Menanggapi banyaknya pelaku media yang juga terjun ke politik, Pak Nun menegaskan bahwa media akan sulit berkembang jika sudah bercampur dengan politik. Hal ini sudah terbukti dengan banyaknya media yang mati baik dalam negeri maupun luar negeri.
Dia mencontohkan media zaman orde baru, yang waktu itu dikooptasi harus mendukung pemerintah dan mendukung partai penguasa. Terbukti pasarnya terus menurun dan bahkan mati.
Baca Juga: Tinjau Progres Pembangunan Gudang Aset, Pj Wali Kota Batu Targetkan Rampung Akhir 2024
"Jadi media yang berpihak pada politik, sama saja menggali kuburannya sendiri," tambah Pak Nun.
Menyinggung soal ancaman media online terhadap media mainstream (media cetak, radio dan tv), Pak Nun belum sepenuhnya mengiyakan. Sebab faktanya sampai sekarang walaupun oplah koran mengalami stagnasi, nyatanya omzet iklan terus tumbuh. Begitu pula dengan iklan tv maupun radio.
Pak Nun berharap, terutama media mainstream agar tetap bertahan untuk tetap berinovasi, menjaga mutu serta meng-upgrade kemampuan. Dan yang utama, tidak melupakan fungsi media itu sendiri yaitu sebagai informasi, pendidikan, hiburan dan sebagai penampung aspirasi masyarakat.
Baca Juga: Maraknya Pohon Tumbang di Kota Batu Jadi Atensi Serius DPRD Setempat
"Media itu, kalau tidak mampu membikin tren, paling tidak jangan ketinggalan tren," tutupnya. (dik/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News