JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Fasilitas perahu tambang yang terletak di Desa/Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang yang berada di sisi timur Sungai Brantas mulai dipadati pemudik. Seperti yang terlihat siang ini, kendaraan pemudik dari Surabaya silih berganti naik ke 'dermaga' perahu tambang yang dibuat secara swadaya oleh warga Desa Megaluh.
Layaknya kapal feri, kendaraan roda dua dan mobil pribadi dinaikkan ke atas perahu selebar 5 meter itu. Dibantu tenaga diesel, 'nahkoda' perahu tambang membawa pemudik menyeberangi derasnya Sungai Brantas menuju Desa Munung.
Baca Juga: Pj Wali Kota Zanariah Tebar 35.000 Benih Ikan Bersama WWI Regional Kediri di Sungai Brantas
"Mulai kemarin sudah ramai pemudik yang nambang (naik perahu tambang). Baik yang dari Surabaya maupun dari Kediri dan sekitarnya," kata 'Nahkoda' perahu tambang Hari Widianto kepada wartawan, Minggu (3/7).
Hari menuturkan, pada arus mudik kali ini, pengguna perahu tambang naik tiga kali lipat. Jika pada hari biasa dirinya mengangkut 100 mobil pribadi dalam sehari, saat ini naik menjadi 300 mobil per hari. Sementara sepeda motor naik dari 500 kendaraan menjadi 1.000 kendaraan dalam sehari.
Tentunya ratusan kendaraan pemudik itu diangkut secara bergantian. Pasalnya, kapasitas perahu tambang ini mampu mengangkut beban sampai 10 ton saja.
Baca Juga: Wacana Pembentukan Global Water Fund, Pj Wali Kediri: Sungai Brantas Harus Dapat Manfaatnya
"Untuk sepeda motor tarifnya Rp 2.000, sedangkan mobil Rp 10.000 sekali nambang," ujar pria yang sudah empat tahun menjadi 'nahkoda' perahu tambang ini.
Tentunya transportasi alternatif ini sangat berbahaya mengingat derasnya arus Sungai Brantas. Selain minim alat pengaman, perahu ini hanya dilengkapi kabel baja yang membentang di atas sungai agar perahu tak tahu tak terbawa arus.
Kendati begitu, nyatanya perahu tambang masih banyak diminati para pemudik. Salah seorang pemudik, heri sukemi (37) mengaku nekat nambang untuk menghindari kemacetan di Simpang Mengkreng. Memang setiap tahun, di simpang yang menjadi pertemuan kendaraan dari Surabaya, Kediri dan Nganjuk itu terjadi kemacetan parah.
Baca Juga: Ini Upaya Pengamanan oleh BPBD dan Pemkot Kediri saat Pladu Bendungan di Sungai Brantas
"Kalau nambang lebih cepat karena endak lewat Mengkreng," ujar pemudik yang mau pulang ke Caruban ini.
Dengan naik perahu tambang di Desa Megaluh, pemudik akan dibawa menyeberang ke Desa Munung. Dari tempat ini, pemudik bisa melanjutkan perjalanan melalui Jalan Raya Jatikalen-Lengkong hingga tembus ke jalur utama Surabaya-Madiun. Tepatnya di Desa Baron, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk. (ony/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News