
TUBAN, BANGSAONLINE.com - Ratusan warga Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban yang tergabung dalam Gerakan Rahayu Kompensasi (Gerah Kobar) kembali mendemo Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB-PPEJ), Senin (25/7). Mereka mendatangi lokasi tapak sumur Pad B lapangan Mudi yang berada di Desa Rahayu.
Wakil Ketua Gerah Kobar, M Sholihin menyampaikan, aksi kedua ini dilakukan lantaran JOB-PPEJ tidak memberikan dana kompensasi pada warga sekitar akibat dampak flare. Ia berdalih, selama flare menyala warga Desa Rahayu, khususnya Dusun Sarirejo dan Gandu terkena dampak panas, instesitas cahaya tinggi hingga mengakibatkan H2S.
“Aksi tidak akan berhenti jika perusahaan tidak memberikan kontribusi ke warga terdampak,” terang sholihin.
Ia dan warga mengaku akan bersikukuh meminta kompensasi selama flare tersebut masih menyala. Sebaliknya, akan berhenti meminta tuntutan jika flare tersebut sudah mati. “Kami akan hentikan tuntutan ini, asal flare tersebut tidak menyala,” imbuhnya.
Serupa disampaikan oleh Kepala Desa Rahayu, Sukisno. Ia mengatakan bahwa selama ini JOB-PPEJ kurang proaktif sehingga warga turun untuk demo.
Namun warga akhirnya bubar dengan tertib sesuai kesepakatan semua koordintor lapangan, orator dan masing-masing ketua Rukun Tetanggga (RT). “Kita bubar dulu, selanjutnya akan menggelar aksi serupa. Guna meminta tuntutan dana kompensasi bagi warga terdampak,” jelas Sukisno.
Sementara itu, pihak JOB-PPEJ menyatakan tetap tidak akan memberikan kompensasi kepada warga desa Rahayu. Pasalnya, yang berwenang memberikan kompensasi adalah Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Jawa, Bali, Madura dan Nusa Tenggara (Jabamanusa).
"Meskipun masyarakat melakukan aksi berualng kali, JOB-PPEJ tetap tidak dapat memberikan jawaban sesuai keinginan warga Rahayu," ungkap Field Admin Superintendent JOB-PPEJ, Akbar Paradima.
"Kami tidak bisa pastikan, karena uang yang dikeluarkan perusahaan itu uang negara. Jadi laporan keuangannya langsung diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)," imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, warga Desa Rahayu sudah sempat berdemo pada Kamis (21/7) kemarin. Mereka mendatangi lokasi tapak sumur Pad B lapangan Mudi dengan tuntutan yang sama. Mereka menuntut karena sudah 7 bulan tidak diberi kompensasi akibat flare milik JOB-PPEJ. (wan/rev)