SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Siapa tak kenal Jalan Tunjungan Surabaya?, pertanyaan ini cukup dijawab dengan lirik lagu Rek Ayo Rek Mlaku-mlaku Nang Tunjungan, semua pasti sudah mengetahui. Pada kesempatan gelaran The Third Session Of The Preparatory Committe For Habitat III (Prepcom) di Surabaya, Jalan Tunjungan benar-benar dihidupkan.
Sore (26/7) tadi, tamu mancanegara Prepcom 3 benar-benar dimanjakan oleb Pemerintah Kota Surabaya. Setelah penyambutan dengan ratusan reog, gala diner yang mewah, mereka dimanjakan dengan Festival Kuliner Jalan Tunjungan.
Baca Juga: Modus COD, Dua Warga Sampang Dibekuk Polisi Usai Gondol Motor dan HP di Surabaya
Untuk keperluan tersebut, sejak pagi Jalan Tunjungan sudah ditutup untuk kendaraan bermotor. Jalan bersejarah bagi Arek-arek Suroboyo tersebut disulap menjadi bazar kuliner. Jalan Tunjungan pun berubah wajah. Jalan tersebut bertabur lampu serta lampion dan semarak jika malam hari. Puluhan pedagang pun cukup antusias menata dagangannya.
Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meresmikan Taman Gantung di Jembatan eks Tunjungan Center. Jembatan tersebut dilengkapi tanaman, dan bangku taman agar pengunjung bisa menikmati pemandangan 'Kota Tua' Tunjungan.
"Bagus ya pemandangannya kalau dari sini," kata Risma sambil melihat ke sisi selatan jembatan yang terbentang di atas Jalan Tunjungan itu usai meresmikan Taman Gantung, Selasa (26/7).
Baca Juga: Dishub Surabaya Lakukan Rekayasa Lalu Lintas Jembatan Sawunggaling
Wali Kota perempuan pertama di Surabaya ini mengungkapkan, pembangunan Taman Gantung ini untuk menghidupkan kembali Jalan Tunjungan yang penuh dengan sejarah.
Selain itu, ia memastikan bahwa ciri khas Kota Surabaya adalah taman, tapi karena tidak ada lagi lahan yang bisa dibangun, maka ia membangun taman itu dengan bergantung di atas jalan. "Semua gratis untuk masyarakat, silahkan datang ke sini," tuturnya.
Pembangunan Taman Gantung itu memang sedikit berbeda dengan taman biasanya. Sebab, bunga-bunga yang harus ditanam juga khusus, yaitu bunga atau tanaman yang tidak terlalu butuh sinar matahari penuh.
Baca Juga: Wali Kota Surabaya Resmikan Jembatan Sawunggaling dan TIJ
"Perbedaannya pasti ada, karena yang Taman Gantung ini harus dilapisi persil supaya airnya tidak menetes ke bawah dan mengganggu pengguna jalan dan kendaraan yang melintasi di bawah jembatan," ungkap Risma.
Selain itu, mantan Kepala Bappeko dan DKP Surabaya ini memastikan di Taman Gantung bisa dibuat tema-tema. Misalnya, selama tiga bulan tema bunganya adalah mawar, maka tanamannya mawar, begitu pula dengan tema-tema lainnya.
Peresmian Taman Gantung itu berbarengan dengan acara festival kuliner Jalan Tunjungan, sehingga di sepanjang Jalan Tunjungan ditutup dan menjadi area kuliner masyarakat.
Baca Juga: Agar Jembatan Joyoboyo Segera Diresmikan, Pemkot Surabaya Keluarkan Perwali
Momen bersamaan ini dimanfaatkan warga untuk mengabadikan kawasan Tunjungan dari atas Taman Gantung.
(Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini duduk di Taman Gantung Jalan Tunjungan yang diresmikan tadi malam.)
Baca Juga: Kuat Menahan Berat Truk 100 Ton, Pakar ITS Pastikan Jembatan Joyoboyo Lolos Uji
Siang sebelumnya, Tri Rismaharini membagikan pengalaman dan keberhasilannya dalam upaya menata Kota Surabaya kepada puluhan delegasi Prepcom dalam agenda interactive panel discussion di ruang Crystal, Grand City Convex.
Dalam paparan selama 35 menit bertema “Toward a More Equitable City” yang dilengkapi dengan slide foto-foto itu, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini memaparkan perihal bagaimana upaya Pemkot Surabaya dalam merangkul warga untuk bersama-sama ndandani kampung-kampung. Termasuk juga tentang upaya untuk memberdayakan potensi warga melalui pembangunan lapangan bola, perpustakaan dan juga Broadband Learning Center (BLC).
“Saya menyampaikan tentang pembangunan kota dan juga sharing pengakaman. Seperti sekarang sudah ada kurang lebih 1000 perpustakaan. Untuk BLC, selain anak-anak yang memanfaatkan untuk belajar, ibu-ibu juga bisa berjualan produk UKM secara online,” ujar wali kota.
Baca Juga: Pengecoran Jembatan Tuntas, Wali Kota Risma Jalan Kaki Menuju ke Terminal Joyoboyo
Paparan wali kota tersebut mendapatkan respons positif dari delegasi yang hadir. Beberapa dari mereka berujar “it’s a wonderful presentation”. Enam orang panelis yang merupakan pakar di bidang habitat, juga merespons positif paparan wali kota. Salah satunya Rose Molokoane dari Slum Dwellers International (SDI).
“Saya melihat foto-foto nya. Dan itu sangat nyata. Penting untuk memunculkan komitmen dari apa yang kita sampaikan. Di sinilah pentingnya peran pemerintah. Terkadang mudah untuk mengatakan tetapi sulit mengimplementasikannya. Presentasi ini nyata melibatkan warga dalam pembangunan,” tegas delegasi asal Afrika Selatan ini.
Paparan yang disampaikan wali kota perihal penataan kampung dan cara mengatasi urbanisasi tersebut juga mendapat apresiasi dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono. Menurut Menteri kelahiran Surakarta ini, tidak mudah untuk mengajak masyarakat agar mau peduli pada lingkungan tempat tinggalnya. Tetapi, WaliKkota Risma mampu melakukannya.
Baca Juga: Capai 60 Persen, Risma Minta Pembangunan Jembatan Joyoboyo Rampung November
“Semua orang sangat terinspirasi dengan apa yang dilakukan Kota Surabaya, serta peran masyarakatnya. Sebab,, tidak gampang sampai pada level ini. Mungkin kalau saya sekarang nginjak taman, yang marah bukan lagi Wali kota nya, tapi warga. Jadi peran serta masyarakat di sini sudah luar biasa,” jelas Menteri Basuki.
Menteri PUPR juga menyoroti perihal keberhasilan Pemkot Surabaya dalam penanganan kumuh melalui peran serta masyarakat. “Penanganan kawasan kumuh tidak hanya oleh pemerintah. Tapi juga oleh masyarakat sendiri. Dalam hal ini, Surabaya benar-benar jadi inspirasi habitat karena disitu telah merangkum regulasi, perencanaan dan juga pendanaan (financing),” sambungnya. (yul/lan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News