Dinkes Kota Blitar Kewalahan Tangani Pasien Sakit Jiwa

Dinkes Kota Blitar Kewalahan Tangani Pasien Sakit Jiwa ilustrasi

BLITAR, BANGSAONLINE.com - Pasien gangguan jiwa di kota Blitar sampai saat ini masih sulit ditangani. Hal itu disebabkan berbagai faktor. Di antaranya karena banyaknya keluarga pasien yang tidak kooperatif dan tidak adanya panti sosial khusus untuk penanganan pasien gangguan jiwa.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Blitar Sunarko mengatakan kebanyakan problem yang ditemui Dinkes adalah karena pihak keluarga cenderung tidak mau tahu dengan kondisi keluarganya yang sakit jiwa. Keluarga lebih memilih untuk memasung dengan alasan sering mengamuk.

"Keluarga biasanya cenderung memilih untuk memasung si pasien, dengan alasan jika dibiarkan akan mengamuk, dan jika dititipkan dipanti sosial akan kambuh lagi," jelas Sunarko, Senin (1/8).

Menurut Sunarko pemeriksaan pasien sakit jiwa pun saat ini hanya sebulan sekali. Itu pun dengan hanya satu dokter bantuan dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Lawang. Sehingga pantauan perkembangan mereka tidak maksimal yang berakibat proses penyembuhan mereka sulit diwujudkan.

"Bahkan berdasarkan data terbaru, dua dari sembilan pasien gangguan jiwa yang sudah dibebaskan oleh Dinkes kembali dipasung oleh keluarganya dengan alasan merepotkan", imbuhnya.

Sunarko mengaku untuk mengatasi semua masalah tersebut pihaknya sudah mengajukan ide pembangunan panti sosial di Kota Blitar, agar pasien sakit jiwa bisa terus terpantau. Tapi sampai saat ini hal itu belum mendapat tanggapan.

"Ya seharusnya memang kita punya panti sosial sendiri, agar pasien sakit jiwa bisa tertangani dengan benar", pungkasnya. (tri/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO