GRESIK, BANGSAONLINE.com - Terus menurunnya minat petani di Kabupaten Gresik untuk bertanam menjadi perhatian serius anggota FPG DPR RI, Eni Maulani. S. Menurunnya minat petani sendiri karena hasil yang didapatkan tidak sebanding dengan biaya (cost) yang dikeluarkan.
Untuk itu Anggota Komisi VII (bidang ESDM) ini melakukan berbagai cara untuk menggeliatkan semangat petani untuk bertani. Seperti yang dilakukan Eni, Kamis (4/8). Politisi Golkar asal Dapil X (Gresik dan Lamongan) ini dengan menggandeng Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengadakan "Diseminasi Hasil-Hasil Penelitian" di gedung penyuluh Kabupaten Gresik, di Jalan Dr. Wahidin SH.
Baca Juga: Wujudkan Ketahanan Pangan, Kades Boboh Gresik Bagi Benih Padi ke Ratusan Petani
Hadir dalam kegiatan tersebut selain Eni Maulani S, Deputy Chairman for Scientific Services LIPI, Prof. Dr. Bambang Subiyanto, Kepala Disperta Pemkab Gresik, Ir. Agus Djoko Waluyo dan Sekretaris Bapelu, Agus Prambudi.
Eni menyatakan, dalam diseminasi tersebut, Bambang Subiyanto memberikan ilmu soal pembuatan dan manfaat pupuk ramah lingkungan, yaitu pupuk organik. Pupuk tersebut dibuat dari bahan-bahan alami (non kimia).
"Kami ingin dengan kegiatan tersebut bisa menumbuhkan semangat masyarakat untuk bertani. Mereka tidak harus masyarakat petani. Masyarakat umum lain juga bisa berwirausaha," tuturnya.
Baca Juga: Petani Sekargadung Lega, Pemdes Bangunkan Dam untuk Pengairan Sawah
Eni mengakui, bahwa tren minat masyarakat untuk bertani di Indonesia menurun. Seperti halnya di Kabupaten Gresik. Kondisi ini dipicu oleh beberapa faktor. Di antaranya, secara ekonomis petani selalu merugi, karena biaya yang dikeluarkan tidak sebanding dengan hasil yang didapatkan.
"Karena saya dari Komisi VII merasa terpanggil untuk menggandeng LIPI agar memberikan ilmu kepada masyarakat agar kembali menyukai pertanian," jelas Eni.
Untuk meyakinkan kalau pupuk organik hasil LIPI ini bisa membuahkan hasil yang baik, pihaknya akan membuat pilot project di Gresik. "Saya akan siapkan lahan antara 2-5 hektar untuk uji coba pupuk organik tersebut. Sehingga, petani di Gresik bisa tahu hasilnya dan bisa mencontoh," katanya. " Kita juga akan lakukan panen raya," sambungnya.
Baca Juga: Desa Pucung Jadi Pilot Project Pertanian Tembakau Jinten
Eni berharap, kedepan LIPI juga bisa membantu masyarakat Kabupaten Gresik untuk menumbuhkan minat masyarakat berwirausaha di sektor lain. Tidak hanya sektor pertanian saja.
Misalnya, membuat masakan kemasan/kaleng khas Gresik seperti pudak, otak-otak bandeng dan lainnya. "Sehingga, masyarakat luas, bahkan luar negeri bisa menikmatinya juga," katanya.
Ditambahkan Eni, dengan adanya kegiatan diseminasi hasil penelitian LIPI masyarakat Gresik makin suka bertani. "Sehingga, tidak makin banyak areal pertanian yanh dijual kemudian dikonversi menjadi industri," pungkasnya.
Baca Juga: Jaga Ketersediaan Air, JITUT di Desa Pandu Gresik Direvitalisasi
Sementara Deputy Chairman for Scientific Services LIPI, Prof. Dr. Bambang Subiyanto, menyatakan, pupuk organik hasil penelitian LIPI berasal dari bahan-bahan ramah lingkungan. Misalnya, kecamba, bekatul, telur, air kelapa, mikroba dan bahan alami lain.
Pupuk organik itu, lanjut Bambang sudah dilakukan uji coba di beberapa lahan pertanian. Misalnya,di Kabupaten Ngawi Jatim, Wonogiro, Purbalinggo Jateng, Sulawesi, dan Sumatera.
Hasilnya, sangat menguntungkan petani. Sebab, jika sebelumnya rata-rata areal pertanian di sana dengan pupuk kimia menghasilkan panen 5-6 ton per hektar, dengan pupuk organik produk LIPI menghasilkan 12 ton per hektar.
Baca Juga: Temui Petani di Balongpanggang, Syahrul Disambati Beli Air untuk Irigasi
"Dengan hasil uji coba LIPI itu kami berharap masyarakat makin meminati pertanian untuk menjaga ketahanan pangan nasional," katanya.
Diharapkan, dengan adanya pupuk organik itu bisa makin menyehatkan lahan-lahan sakit akibat terkena pupuk kimia. "Kami ingin di Indonesia makin tumbuh Desa Mandiri pangan untuk menopang ketahanan pangan nasional," pungkas pejabat asal Sidoarjo ini. (hud)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News