GRESIK, BANGSAONLINE.com - Desa Pucung, Kecamatan Balongpanggang, Gresik, menjadi pilot project pertanian tembakau jenis jinten.
"Saat ini Desa Pucung menjadi pilot project pertanian tembakau jenis jinten di Kabupaten Gresik," ujar Kepala Desa Pucung, Choirul Anam, saat dikonfirmasi, Kamis (18/7/2024).
Baca Juga: Wujudkan Ketahanan Pangan, Kades Boboh Gresik Bagi Benih Padi ke Ratusan Petani
Untuk menunjang pertanian tembakau yang mulai bergeliat di Desa Pucung, pihaknya membangun JUT atau jalan usaha tani dari dana desa (DD) di sektor ketahanan pangan dengan persentase 20 persen.
Pada 2023, kata Anam, terdapat 7 hektare lahan yang dikhususkan untuk tembakau dan tahun ini ada 20 hektare. Hasil panennya dihitung per batang daun tembakau, sekitar Rp60 juta per hektare.
"Kita sedang mengembangkan pertanian tembakau jenis jinten. Agar infrastruktur pertaniannya mendukung, kita membangun jalan. Saat ini, masih proses pengerjaan JUT dengan panjang 272 meter dengan tinggi fondasi jalan melintas di persawahan 80 cm. Anggaran untuk JUT sekitar Rp153 juta atau 20 persen dari anggaran DD untuk realisasi ketahanan pangan," paparnya.
Baca Juga: Petani Sekargadung Lega, Pemdes Bangunkan Dam untuk Pengairan Sawah
Sementara itu, Kepala Dusun Tamping, Desa Pucung, Joko Tayusman, yang wilayahnya menjadi bagian pilot project, menyebut hasil panen tahun lalu dikirim ke perajang tembakau di Lamongan, Jombang, dan Bojonegoro.
"Kita masih menjual daun basah. Karena kita belum punya alat pencacah sendiri. Tetapi ke depannya dengan perjalanan pertanian tembakau yang sedang kita kembangkan ini, akan ada subsidi khusus untuk alat pencacah dari Dinas Pertanian. Saat ini, kita masih menjual daun tambakau basah, per 2 tonnya Rp8 juta," ucapnya.
Disebutkan olehnya, musim panen tembakau akan berlangsung maksimal 3 bulan. Terkait pengairan, pemerintah desa memfasilitasi sumur bor di beberapa lokasi (sawah) yang akan terhubung dengan JUT berupa akses jalan pertanian yang saat ini progresnya berada di angka 30 persen.
Baca Juga: Jaga Ketersediaan Air, JITUT di Desa Pandu Gresik Direvitalisasi
"Tanaman tembakau itu masih umur 53 hari jenis tembakau jinten. Kita bisa lihat daunya menghijau dan tebal. Jualnya kita mengandalkan berat. Dan tembakau jenis jinten biasanya untuk rokok merk Djarum. Tembakau tidak terlalu butuh air banyak. Hanya butuh kelembapan tanah saja," katanya.
Saat ini, lanjut Joko, Desa Pucung menjadi desa dengan lahan tembakau terluas di Kota Pudak. Dipilih jenis jinten karena memiliki bobot yang bagus, sehingga bisa meningkatkan hasil panen.
"Pupuk yang kita pakai NPK urea ZA, SP36 dan ZK. Dan sudah disubsidi dari pemerintah daerah. Kita dapat bibit tembakau jinten dari dinas pertanian. Masing-masing kelompok tani (poktan) dapat 4 bungkus bisa ditanam untuk 20 hektare. Kita juga dapat plastik UV untuk pembenihan dari dinas pertanian," pungkasnya.
Baca Juga: Temui Petani di Balongpanggang, Syahrul Disambati Beli Air untuk Irigasi
Desa Pucung memiliki 50,5 hektare lahan pertanian yang hendak dijadikan lahan penanaman tembakau. Hingga saat ini, wilayah itu menjadi pilot project penanaman tembakau di Gresik. (hud/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News