​Wali Kota Blitar Curigai Penggerak Penolakan Risma ke Jakarta di Surabaya Orangnya Ahok

​Wali Kota Blitar Curigai Penggerak Penolakan Risma ke Jakarta di Surabaya Orangnya Ahok Inilah salah satu gerakan #SaveRisma yang menolak Risma maju ke Pilkada DKI Jakarta. foto: Dipta Wahyu/Jawa Pos

BLITAR, BANGSAONLINE.com – Gerakan sebagian warga Surabaya yang menandatangani petisi agar Wali Kota Tri Rismaharini menolak bertarung dalam pilkada DKI Jakarta mendapat perhatian Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar. Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini mencurigai penolakan pencalonan Risma – panggilan akrap Tri Rismaharini - dalam pilkada DKI sebagai manuver .

Samanhudi mengatakan keinginan sejumlah warga di Surabaya kepada Risma untuk tetap menjabat Wali Kota Surabaya perlu ditelisik. Sebab tidak menutup kemungkinan gerakan itu justru dimotori oleh kelompok Basuki Tjahaja Purnama alias untuk mengganjal pencalonan Risma ke Jakarta.

“Masyarakat yang mana dulu, jangan-jangan orangnya ,” kata Samanhudi dikutip dari Tempo, Senin 8 Agustus 2016.

Panglima Organisasi Massa Kawulo Alit ini menjelaskan, popularitas Risma cukup membuat para calon Gubernur DKI merasa ciut nyali. Karena itu mereka sangat berharap Risma tetap melanjutkan kepemimpinannya di Surabaya dan tak tergoda untuk mengikuti pemilihan Gubernur DKI.

Bagi Samanhudi, pemilihan Gubernur DKI memiliki pertaruhan besar bagi PDI Perjuangan. Karena itu semua kader harus memprioritaskan kepentingan dan kehormatan partai untuk meraih kemenangan. “Saya kira yang bisa menandingi hanya Bu Risma,” kata wali kota dari PDIP ini.

Bahkan sosok Djarot Syaiful Hidayat yang saat ini menduduki kursi Wakil Gubernur DKI dianggap belum mampu menandingi popularitas Basuki Tjahaja Purnama. Karena itu konyol jika PDIP tetap memasang Djarot menjadi lawan dalam pilkada DKI. Sebab meski memiliki catatan kesuksesan dalam memimpin Kota Blitar, sosok Djarot belum begitu populer bagi pemilih DKI.

Karena itu Samanhudi mendorong partainya untuk mengusung Risma dalam pilkada DKI, dan tak memberi ruang bagi . Dia juga meminta masyarakat khususnya kader PDIP untuk mewaspadai potensi provokasi yang dilakukan tim sukses .

Sebelumnya warga Surabaya ramai-ramai menandatangani petisi agar Wali Kota Tri Rismaharini menolak bertarung dalam pilkada DKI Jakarta. Mereka membentangkan kain putih sepanjang 50 meter untuk menampung tanda tangan warga yang mampir ke car free day Taman Bungkul pada Ahad kemarin. Gerakan petisi bertagar #TolakRismakeJakarta itu diinisiasi komunitas media sosial @lovesuroboyo.

“Yang tanda tangan mencapai 5.000 orang, sampai kain yang kami sediakan enggak cukup,” kata Shandy Setiawan, inisiator sekaligus pengelola akun @lovesuroboyo.

Aksi penandatanganan petisi pada pukul 06.00-09.00 WIB di Jalan Raya Darmo, sekitar Taman Bungkul. Shandy menyatakan gerakan petisi itu tak berafiliasi dengan partai politik atau kubu tertentu. Pria yang berprofesi sebagai guru komputer sekolah dasar itu terpikir untuk mengajak netizen pada Jumat, 5 Agustus 2016. “Ini murni spontanitas saya dan teman-teman melihat dinamika politik di Kota Surabaya,” tuturnya.

Sementara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dikabarkan telah merestui Risma maju di pemilihan kepala daerah DKI Jakarta 2017. Salah satu kelompok pendukung Risma, Jakarta Love Risma (Jaklovers), mengatakan telah mendengar kabar tersebut. "Tahu dari internal memang ada komunikasi," kata koordinator Jaklovers, Sherly Annavita, saat dihubungi Tempo, Senin, 8 Agustus 2016.

Komunikasi yang dimaksud, Sherly menjelaskan, adalah antara Ketua Jaklovers, Neno Warisman, dan Risma. Jaklovers, kata Sherly, juga telah berusaha untuk mengkomunikasikan nama Risma kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Meski telah mendengar kabar tersebut, Sherly mengatakan pihaknya masih menunggu keputusan resmi dari partai berlambang kepala banteng itu. Hingga pagi ini PDIP belum mengumumkan siapa calon gubernur yang bakal diusung. "Kami menunggu keputusan dari mereka yang memiliki domain," ujar Sherly.

Sherly pun menyambut baik ihwal nama Djarot Saiful Hidayat yang kabarnya dipasangkan dengan Risma. Dengan begitu, kata dia, kesempatan Risma untuk menang lebih besar. "Mau dipasangkan dengan siapa itu bukan domain kami. Tapi Kami berharap didukung oleh partai yang memiliki kursi terbanyak," katanya.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan sampai saat ini belum ada keputusan ihwal pencalonan Risma. Meski begitu, Hasto tak menampik jika Risma adalah salah satu calon alternatif. “Elektabilitasnya cukup tinggi,” ujarnya.

Nama Risma semakin moncer di Jakarta menjelang pilkada pada Februari 2017. Deklarasi dukungan muncul hampir tiap hari. Spanduk-spanduk dukungan juga bertebaran di sejumlah wilayah di Ibu Kota. Hasil sejumlah survei menunjukkan elektabilitas Risma menempel ketat . Padahal, Risma belum melakukan kampanye. Bahkan, dia selalu menyatakan tak ingin mengikuti pilkada Jakarta karena sudah kadung janji dengan warga Surabaya untuk memimpin hingga akhir masa jabatan pada 2020.

Sumber: Tempo.co

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO