Ahok Mencari Pemimpin Bersih

Ahok Mencari Pemimpin Bersih Dahlan Iskan

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias membuat program: Mencari , Transparan, dan Profesional. Yang menarik, nama program itu disingkat BTP, persis singkatan namanya sendiri. Permainan nama (BTP) ini memang khas politisi.

Tapi benarkah ini program politis? Atau sekedar mengabadikan namanya?

Baca Juga: Politikus PDI Perjuangan Ungkap Alasan Ahok Layak Maju di Pilgub Sumut 2024

Simak saja tulisan wartawan kawakan, Dahlan Iskan, di HARIAN BANGSA hari ini, 26 Agustus 2022. Atau di bangsaonline.com di bawah ini. Selamat membaca: (PENGANTAR REDAKSI BANGSAOANLINE).

ADA program baru. Namanya: Mencari, Transparan, dan Profesional. Pendaftaran sudah dibuka.

Kita memang perlu pemimpin yang BTP (bersih, transparan, profesional). Pemilik program ini tokoh bernama BTP –Basuki Tjahaja Purnama. Yang dulu sering dipanggil . Mantan gubernur DKI Jakarta itu.

Baca Juga: Viral Ahok Bilang Jokowi dan Gibran Tak Bisa Kerja, PAN pun Bereaksi

"Pendaftarnya sudah lebih 1.000 orang," ujar Tommy Tjiptadjaja, salah satu aktivis di Yayasan BTP.

Dari 1.000 pendaftar itu akan dipilih 150 orang. Disesuaikan dengan kapasitas pengajaran. Mereka diseleksi lewat berbagai test. Salah satu yang penting adalah menulis esai. Yakni esai tentang masyarakat lingkungan kota/kabupaten masing-masing. Lengkap dengan semua persoalannya dan cara menyelesaikannya.

Dari esai itu akan diketahui problem yang ada di lingkungan mereka. Lalu bagaimana cara melayani masyarakat tersebut. Dan akhirnya bisa benar-benar menyelesaikan persoalan masyarakat setempat.

Baca Juga: Kiai Said Aqil Ingin Pemimpin Nasional Berani Bersih seperti Mahfud MD

Mereka yang sudah lulus seleksi akan ikut pendidikan khusus. Setiap Jumat malam. Jam 19.00. Lewat zoom. Selama 4 minggu.

Pengajarnya BTP sendiri. Selama 1,5 jam.

Di situlah BTP akan menguraikan prinsip-prinsip kepemimpinannya. "Prinsip beliau itu sederhana. Peduli rakyat sekitar," ujar Tommy.

Baca Juga: Revitalisasi Jakarta Convention Center, Total Anggaran Capai Rp135,7 Miliar

Prinsip yang lain adalah: harus memulai dari bawah. Jadilah anggota DPRD kota/kabupaten dulu. Lalu naik ke jenjang lebih tinggi.

BTP sendiri memulai dari anggota DPRD kabupaten Belitung. Lalu jadi bupati Belitung. Naik jadi anggota DPR Pusat. Lalu jadi wakil gubernur dan akhirnya gubernur DKI Jakarta.

Saat BTP menjadi bupati Belitung itulah daya tariknya mulai terlihat. Sampai-sampai rakyat Belitung yang Islamnya sangat religius bisa memilih BTP yang Tionghoa dan Kristen.

Baca Juga: Ahok Pengibar Politik Identitas Tingkat Tinggi, Pernah Diberi Gelar Sunan Kalijodo

Para mahasiswa Indonesia di Amerika pun mulai memperhatikannya. Khususnya mahasiswa yang tergabung dalam Fellowship Indonesian Christian in America. Mereka mengundang –julukan BTP waktu itu– ke Chicago. BTP diminta ceramah di sana. Mereka lebih terkesan lagi.

"Kita perlu 1000 BTP. Dari suku dan agama apa pun," ujar Tommy. Sayangnya, katanya, terlalu singkat memimpin Jakarta.

BTP memang tersandung masalah peka. Ia diadili. Dianggap menghina agama. Jaksa menuntut hukuman 4 tahun. Hakim memutuskan 2 tahun.

Baca Juga: Kampung Akuarium Digusur Ahok, Kini Tanahnya Dibawa Anies ke IKN, Apa Maksudnya?

Setelah menjalani hukuman itu BTP mendapat tugas negara menjadi Komisaris Utama BUMN terbesar Indonesia: Pertamina. Sampai sekarang.

Model kepemimpinan politiknya itulah yang rupanya akan diwariskan lewat pendidikan khusus: mencari pemimpin yang BTP.

Salah satu yang akan diajarkan secara intensif adalah: bagaimana pengelola APBD kota dan kabupaten. Agar benar-benar untuk rakyat.

Baca Juga: Bukan Ahok, Pengamat Ini Yakin Jokowi Tunjuk Luhut Kepala Ibu Kota Negara Baru

Setelah 4 minggu diajar kepemimpinan praktis oleh BTP mereka dikumpulkan di Cibubur. Diasramakan di situ. Selama tiga hari: Jumat Sabtu Minggu. Lokasinya di Citraland Cibubur. Tidak jauh dari rumah BTP sekarang.

Peserta itu boleh dari partai politik apa saja. Agama apa pun. Diutamakan yang muda dan agak muda: 25 sampai 50 tahun.

Proyek ini dipimpin oleh profesional Welly Chan. Ia orang Yogyakarta. Alumnus Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Ia pernah bekerja sebagai orang keuangan dan kini full timer di proyek BTP.

Baca Juga: Roy Suryo: Calon Kepala Otorita Ibu Kota Negara Si Mantan Napi?

Tommy sendiri alumni University of Texas di Austin, lalu masuk S2 di University of Chicago. Ketika pulang ke Indonesia Tommy menjadi aktivis lingkungan.

Kini Tommy jadi pioneer untuk memproduksi kantong plastik dengan bahan baku utama dari singkong. Inilah kantong plastik ramah lingkungan pertama di Indonesia –bahkan Asia.

Memang harganya masih lebih mahal dari kantong plastik yang merusak lingkungan. Tapi sudah bisa bersaing dengan kantong dari kertas.

Nama pabrik Tommy: Greenhope. Di Cikupa, dekat Jakarta. Sudah mulai ekspor. Tommy sudah bikin pabrik baru. Perluasan. Dua kali lipat lebih besar. Bulan depan diresmikan.

Presiden Jokowi juga sudah menyaksikan produk plastik ramah lingkungan produk Greenhope. Donny Monardo juga sudah memesan 1,5 juta kantong. Untuk polybag benih tanaman. Dengan demikian polybag itu segera hancur setelah bibit tanaman itu bertumbuh.

Tommy punya konsep baru untuk mendukung program mencari pimpinan model BTP. Ia menciptakan Apps untuk mendukung pengembangan model kepemimpinan itu.

Proyek mencari pemimpin yang BTP tidak hanya sekali itu. Angkatan pertama akan disusul angkatan berikutnya. Dan berikutnya lagi. Tidak akan berhenti.

Satu pun tumbuh menjadi 1000 BTP. (Dahlan Iskan)

Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan meilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO