SUMENEP, BANGSAONLINE.com – Meski hampir setiap hari mengajar, kejahteraan guru non PNS di Kabupaten Sumenep sungguh memprihatinkan. Mereka menerima upah per bulan hanya sebesar Rp 150 ribu. Tentu honor itu tidak bisa mencukup kebutuhan sehari-hari, sehingga para guru terpaksa mencari hutangan untuk sekadar menutupi kebutuhan tersebut.
Seorang guru yang mengajar di sekolah swasta wilayah Kecamatan Talango, Masdura, menuturkan upah yang dia terima hanya Rp 180 ribu, padahal hampir tiap hari mengajar di sekolah tersebut. Dalam seminggu, dia mengajar sebanyak 3 hari.
Baca Juga: Kabid GTK Disdik Sumenep Apresiasi Pengawas Berprestasi di Jambore GTK Hebat 2024
“Sebenarnya tidak tentu sih mas. Kadang 150 ribu, tapi kadang nyampe 180 ribu,” ujarnya, Jum’at (2/9).
Dengan polos ia mengatakan bahwa upah tersebut sebenarnya tidak cukup beli bensin selama mengajar satu bulan, karena jarak antara rumah dengan sekolah cukup jauh. Meski begitu, aktivitas itu tetap dilakukan karena ada pertalian emosional dengan para siswa, terlebih niat mencerdaskan generasi banga menjadi tujuan utama.
Sementara Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Sumenep, Fairus, menjelaskan berdasarkan data yang dia pegang, jumlah guru di Sumenep berkisar 16 ribu guru, di antaranya guru PNS sebanyak 9 ribu orang, guru non PNS yang terdiri dari sukwan dan THL K2 sekitar 7 ribu.
Baca Juga: Kemenag Sumenep Gelar AKGTK
“Setiap tahun jumlah guru swasta meningkat, karena lulusan sarjana pendidikan cukup banyak setiap tahunnya,” terangnya.
Yang cukup memprihatinkan, kata Fairus, kesejahteraan guru non PNS, karena rata-rata honor yang diterima per bulan jauh di bawah UMK. Terbesar honor K2, yaitu sebesar Rp 250 ribu per bulan. Sementara guru yang bukan K2, honor yang diterima rata-rata di bawah honor K2. Sebab itu, dia berharap pemerintah membuat kebijakan baru yang bisa menyejahterakan para guru. (mat/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News