
SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Budayawan Madura, Syaf Anton. WR. mengomentari kasus oknum guru SMAN 1 Arjasa Sumenep yang diduga jarang mengajar atau kerap membolos selama 2 tahun belakangan.
Pria yang juga sastrawan kondang asal Sumenep itu merasa prihatin dengan kondisi tersebut. Menurutnya, di era digital saat ini, tak sepantasnya seorang guru alpa dalam proses belajar mengajar.
Baca Juga: Program MBG di Sumenep Dihentikan, Ada Apa?
Ia melihat, bolosnya guru untuk mengajar, berarti tak menghormati waktu untuk melakukan hal yang sangat penting di kehidupan.
“Kenapa begitu? karena menurut hemat saya bolos dapat diartikan sebagai tidak menghargai waktu yang telah dialokasikan untuk kegiatan tertentu,” kata Anton kepada BANGSAONLINE.com Minggu (22/11/2024).
Menurut Anton, bolos merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai budaya madura yang menjunjung tinggi kepatuhan kepada orang tua, guru dan tokoh masyarakat.
Baca Juga: Pulau Awet Muda Giliyang Madura, Oksigen Terbaik Dunia, Warganya Berusia Hingga 125 Tahun
Apalagi, lanjut Anton, seorang guru memiliki tugas mulia untuk mencerdaskan, memberi ilmu pengetahuan dan wawasan kepada anak bangsa.
Pria nyentrik berambut gondrong sebahu ini mengandaikan, nilai kehidupan guru saat berangkat bekerja sama seperti orang yang pergi berlayar untuk mencari berkah dan rezeki.
“Bila pamitnya pada saat berangkat sembah sungkem terhadap kedua orang tua dengan ucapan 'Pak ban mak, sengko’ mangkadae alajar nyareya lako' (Bapak dan Ibu saya pamitan berlayar untuk mencari kerja),” terangnya.
Baca Juga: Kodim 0827 Sumenep Gelar Tradisi Rotasi dan Promosi Jabatan
Ia meyakini, dalam budaya madura, saat bekerja sepenuh hati dan meminta restu kepada keluarga atau orang tua, maka rezeki dalam bentuk materi akan datang dengan sendirinya.
“Dan beguitulah jika mengikuti adat dan kebiasaan orang orang sepuh,” jlentrehnya.
Senada dengan Syaf Anton, Ketua Pusat Pelacakan Informasi Masyarakat Sumenep, Makhtub Syarif menyayangkan kejadian oknum guru SMAN 1 Arjasa yang bolos mengajar selama dua tahun dengan alasan sedang berkuliah di Surabaya.
Baca Juga: Cuaca Buruk, 7 Kapal Harus Berlindung di Timur Pulau Poteran Sumenep
Ia mempertanyakan pihak sekolah yang tak mengatur dengan tegas aktivitas mengajar guru yang ada.
“Emangnya atasannya itu memberikan tugas tidak memberikan jadwal terhadap stafnya? Meskipun tugas belajar dan tugas mengajar adalah sama pentingnya," ujarnya
Diberitakan sebelumnya, seorang oknum guru SMAN 1 Arjasa Sumenep bernama Syamsul Arif dikabarkan jarang ngantor alias jarang mengajar selama 2 tahun belakangan.
Baca Juga: Menteri Kebudayaan RI Didampingi Bupati Sumenep Resmikan Monumen Tugu Keris
Namun, Syamsul mengaku jika dirinya tidak membolos. Dia beralasan sedang menempuh studi di Surabaya.
"Oooo itu tidak benar pak, Saya tidak masuk karena saya sedang mengemban tugas sedang menyelesaikan program S3 di Surabaya," kilahnya. (aln/van)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News