Tanya-Jawab Islam: Suami di PHK, Sekarang Sering Begadang, Cara Menghadapinya?

Tanya-Jawab Islam: Suami di PHK, Sekarang Sering Begadang, Cara Menghadapinya? DR KH Imam Ghazali Said MA

>>>>>> Rubrik ini menjawab pertanyaan soal Islam dalam kehidupan sehari-hari dengan pembimbing Dr. KH. Imam Ghazali Said. SMS ke 081357919060, atau email ke bangsa2000@yahoo.com. Jangan lupa sertakan nama dan alamat. <<<<<<

Pertanyaan:

Baca Juga: Saat Kecil Saya Hina Allah dengan Kata Tak Pantas, Sekarang Saya Merasa Ketakutan

Assalamualaikum wr wb. Pak Ustadz, Saya mau bertanya gimana caranya menghadapi suami yang sedang terkena musibah di-PHK dari pekerjaannya. Sedangkan saya istri bingung ingin membantu suami tapi saya punya adik cacat dan tidak bisa ditinggal kerja. Suami saya orangnya keras dan sukanya nongkrong begadang sama temennya dan sering mengasari adik saya. Gimana ya Pak Ustadz saya selalu sabar dan tak pernah marah-marah. Tapi kebutuhan rumah tangga dibayar terus sama mertua saya. Saya jadi sering tidak enak dan saya sering membantu mertua saya seperti mencuci dan merapihkan rumah mertua saya. Saya harus bagaimana ya pak Ustadz? (Nurul, Palmareh Slipi, Jakbar).

Jawab:

Saya berdoa semoga Ibu sekeluarga segera diberikan jalan keluar oleh Allah swt. Poin penting pertama yang harus saya sampaikan adalah Ibu harus terus berusaha memberikan pemahaman kepada suami ibu bahwa PHK itu bukan-lah akhir dari segala-galanya, bisa jadi ini adalah awal dari permulaan karir yang baik pada bidang pekerjaan lainnya. Artinya, Allah sedang membukakan pintu-pintu rizki yang lain yang belum diduga.

Baca Juga: Suami Abaikan Saya di Ranjang, Ingin Fokus Ibadah, Bolehkah Saya Pisahan?

Kedua, bersikap sabar dan terus berusaha untuk mendapatkan peluang pekerjaan baru serta terus melatih keterampilan yang dimilikinya. Sebab Allah tidak akan menguji hambanya kecuali dengan kadar kemampuannya:

“… Allah tidak akan memberikan beban hambanya kecuali sesuai kadar kemampuannya …”. (QS. al-Baqarah:286). Artinya cobaan yang sedang Ibu dan Bapak hadapi masih dalam koridor batas kemampuan, maka harus tetap yakin akan pertolongan dari Allah.

Ketiga, selalu berprasangka baik kepada Allah, bahwa momentum cobaan ini (di-PHK) bahwa Allah sedang mengatur kehidupan keluarga Ibu untuk menjadi lebih baik, bukan malah berprasangka sebaliknya. Artinya selama kita yakin baik, Allah pasti akan memberikan ladang rizki terbaik.

Baca Juga: Istri Sudah Saya Talak 3, Saya Ingin Menikahi Lagi, Apa Bisa?

Abu Hurairah melaporkan bahwa Rasulullah bersabda: “Aku (Allah) menurut prasangka hambaku …”. (Hr. Bukhari:6970)

Keempat, berdoa kepada Allah dengan penuh permohonan. Sebab selain usaha yang keras, doa juga harus diistiqomahkan. Andaikan sudah taqdir, dengan berdoa kepada Allah taqdir itu dapat berubah. Dan juga berdoa agar rizki keluarga ibu dapat segera dibukakan melalui tangan suami Ibu, sehingga Ibu tidak perlu meninggalkan adik Ibu yang sedang sakit.

Sahabat Salman melaporkan bahwa Rasulullah pernah bersabda: “Tidak ada yang dapat menolak takdir kecuali”. (Hr. Turmuzi:2139)

Baca Juga: Sejak Bayi Saya Ditinggal Ayah, Mau Nikah Saya Bingung

Artinya dengan intens berdoa dan benar-benar memohon kepada Allah, segala masalah yang sedang dihadapi akan segera mendapatkan jalan keluarnya.

Kelima, selalu memperbanyak membaca istighfar, yaitu dengan mengakui segala kesalahan dan memohon ampun kepada Allah, baik dengan lafadz istighfar yang diucapkan ataupun disadari penuh dengan hatinya. Bagi hamba-hamba yang beristighfar ini Allah menjanjikan banyak hal, sebagaimana dalam firman-Nya:

“Maka Aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya dia adalah Maha Pengampun-, niscaya dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai”. (Qs. Nuh:10-12)

Baca Juga: Saya Sudah Tidak Ada Hasrat Lagi dengan Suami, Harus Bagaimana?

Air hujan di atas dapat dipahami dengan rizki yang diturunkan oleh Allah swt, kebun-kebun dan sungai-sungai dapat dipahami dengan dapat menciptakan lapangan pekerjaan.

Maka, sikap Ibu yang terbaik adalah tetap mengerjakan apa yang menjadi kewajiban Ibu di rumah tangga dan membantu pekerjaan mertua, di samping juga berdoa dengan sungguh-sungguh semoga suami Ibu segera mendapatkan pekerjaan baru atau bahkan menciptakan pekerjaan.

Dan terpenting, setiap peristiwa pasti ada hikmahnya. Jika dipahami positif dengan terus mengasah skill, insya Allah problematika itu akan segera tersolusikan selama tidak berputus asa dan menyalahkan Allah. Wallahu a’lam.

Baca Juga: Ketidakpuasan di Ranjang, Bisa Mendorong Istri Mencari Kepuasan Ilegal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO