BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Pertamina EP Assert 4 Filed Cepu bakal memasang pintu portal penjagaan di jalur keluar masuk wilayah produksi sumur tua yang berada di wilayah operasional Wonocolo, Kecamatan Kedewan.
Sebagai sebuah destinasi wisata yang dicanangkan secara bersama oleh Pemkab Bojonegoro, SKK Migas, Pertmina EP dan Perhutani, sudah selayaknya asset tersebut dijaga, mengingat kegiatan pengangkutan dan pengolahan minyak ilegal kembali marak, dan diduga dilakukan oleh oknum masyarakat yang bukan penduduk Wonocolo atau Kedewan.
Baca Juga: Berkat Pertamina, Pemuda Berdarah Bojonegoro Sukses Kembangkan Maggot di Banggai Sulteng
Maraknya penjualan minyak ilegal itu bukan
hanya bertentangan dengan semangat Pemkab Bojonegoro menjadikan kawasan sumur
tua itu sebagai destinasi wisata dan cagar budaya, tetapi juga mengancam
keberlangsungan penambangan minyak tradisional yang dilakukan warga lokal.
Secara matematika ekonomi dari sisi pendapatan daerah dari produksi migas,
sudah jelas bahwa kegiatan pemroduksian minyak bumi, pengangkutan dan
pengolahan secara illegal ini, sangat merugikan Negara dan Bojonegoro sebagai
daerah penghasil migas, karena tidak ada pemasukan daerah dari pajak migas.
Sesuai amanat UU no 22/ 2001 dan Peraturan
Pemerintah no 35 tahun 2014 tentang Kegiatan Usaha Hulu Migas. Bahwa
semestinya, kegiatan pengelolaan (meliputi pemroduksian, pengangkutan dan pengolahan)
hanya dapat dilaksanakan oleh Pertamina.
“Kami akan segera melakukan sosialisasi pada masyarakat dan penambang ikwal
rencana pemasangan portal di pintu keluar masuk kawasan sumur tua. Kami masih
melakukan koordinasidengan aparat keamanan (Kepolisian & TNI, red),
Polhukan dan Pemkab Bojonegoro,” kata Field Manager Pertamina EP Asset 4 Field
Cepu, Agus Amperianto, Rabu (7/9).
Agus belum bersedia mengungkap kapan persisnya rencananya pemasangan portal
akan dilakukan, Mantan Humas Pertamina EP ini hanya memastikan portal itu
nantinya akan dilengkapi pos yang dijaga unsur pengamanan internal
Pertamina yang diperkuat aparat kepolisian dan TNI.
Di pos jaga ini, lanjut Agus akan ada kegiatan petugas yang akan memonitor arus
keluar masuk kendaraan ke daerah wisata, dan menarik retribusi bagi wisatawan
yang berkunjung ke wilayah Desa Wisata dan Museum Migas Petroleum Geoheritage
Wonocolo. Hasil retribusi ini diharapkan bisa dimanfaatkan untuk mempercepat
pembangunan infrastruktur yang menopang posisi wilayah sumur tua sebagai sebuah
destinasi wisata, berbasis kegiatan ‘outbond’.
“Jadi keberadaan pos penjagaan tersebut nantinya, selain mencegah dan
mengantisipasi penjualan minyak secara ilegal dari wilayah sumur tua Kedewan,
tetapi juga bisa menetapkan retribusi bagi para wisatawan. Di pos jaga itu
wisatawan bisa diberikan pemahaman terkait asal-usul minyak bumi dan disebari
kuisioner untuk bisa memberikan perhatian & kesan hingga saran, untuk
perkembangan wisata Geo Heritage Wonocolo ke depan, sehingga layak terus
dikembangkan,” tegasnya. (nur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News