SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Usaha kaligrafi di Jl Bulak Rukem 2/17 Surabaya ini sejak tahun 1998 membuat inovasi kaligrafi dengan bahan jarum dan benang. Hasilnya, wow!
Usaha ini dimiliki oleh Mustafa Hadi (40). “Usaha ini nerusin usaha bapak mertua. Dulu awalnya bahan pembuatan kaligrafi dari mika. Sejak tahun 1998, bahan pembuatan kaligrafi diubah menjadi jarum dan benang. Karena pada saat itu krisis moneter yang menyebabkan harga mika menjadi mahal,” jelas Mustafa, ditemui di rumahnya, Jumat siang (30/09/2016).
Baca Juga: Pascadebat Pilkada Sidoarjo 2024, Subandi-Mimik Dihadiahi Batik
Karena harga mika mahal, ayah mertua Mustofa, Subandi memilih mencari bahan baku lain, yaitu jarum dan benang. Sebelumnya Subandi pernah melihat lukisan yang menggunakan paku dan benang. Tetapi, kalau paku cepat berkarat, jadi dia memilih paku jarum untuk bahan baku kaligrafinya. Selain itu, nilai keunikan kaligrafi pun bertambah.
Pas awal memasarkan kaligrafi jarum dan benang ini, Mustofa dan istrinya menawarkan ke galeri-galeri untuk dipasarkan. Puncaknya pada tahun 2009 saat mengikuti pameran inacraft di Jakarta, banyak respon positif dari pengunjung. Dan akhirnya mulai banyak yang order yang berdatangan.
Baca Juga: Waspadai Pinjol, Indah Kurnia Ajak Pelaku UMKM Bijak Atur Keuangan
Pegawai menyelesaikan satu karya kaligrafi. foto: mega melati
Pemasaran Kaligrafi el-Baraka sudah menjangkau hampir wilayah di Indonesia. Antara lain Surabaya dan kota-kota lain di Jawa Timur, Kalimantan, Jakarta, Tangerang, Pandeglang, Jambi, Riau.
“Cara pemasaran kita saat ini dengan cara reseller sejak tahun 2012. Reseller kita mulai dari Surabaya, Padang, Tangerang, Pekanbaru, Jambi, dll. Kita disini hanya focus untuk produksi. Karena kalau kita juga yang memasarkan malah kuwalahan. Salah satu reseller kita yang ada di Surabaya itu mempunyai stand di PGS,” tambah Mustofa.
Baca Juga: Gelar Silaturahmi dan Bukber, BHS Ingin Sidoarjo Bisa Swasembada Pangan
Dulu el-Baraka Kaligrafi ini pernah menjual kaligrafinya sampai Malaysia. Tetapi karena proses pengiriman dan pembayaran yang lama, akhirnya Mustofa lebih focus untuk memasarkan di dalam negeri saja. Mustofa biasanya memakai system antar untuk wilayah Surabaya dan Sidoarjo.
Sebelum focus untuk membuat kaligrafi jarum dan benang, Mustofa pernah membuat gambar hewan sperti naga. Tetapi itu tidak berlangsung lama, karena tingkat kerumitannya lebih besar daripada kaligrafi. Harga kaligrafi jarum dan benang mulai dari Rp. 500 ribu – Rp. 4,5 juta. Benang yang digunakan adalah benang mimilon. Alasan pemilihan benang mimilon karena benang mamilon lebih bersinar. Kebanyakan warna yang digunakan adalah warna emas dan perak, tetapi tergantung pesanan jika menginginkan warna yang lain.
Omzet sebulan kaligrafi jarum dan benang mencapai sekitar Rp 60 – 70 juta. Pemesanan 1 galeri biasanya 25 pcs untuk hari-hari biasa. Pemesanan meningkat saat 3 bulan sebelum puasa. Peningkatan menjadi 2x lipat.
Baca Juga: Bantu UMKM Naik Kelas, Pemkab Sidoarjo Gandeng BPVP Gelar SDC
Saat ini, Mustofa sudah memiliki 28 pegawai. 12 pegawai di bagian pemakuan, dan 16 pegawai di bagian pembenangan. Semua pegawainya adalah perempuan. Karena dalam proses pengerjaan kaligrafi ini membutuhkan keulatan, ketelatenan, dan ketenangan. “Kalau laki-laki itu kurang telaten. Jarinya pun besar-besar,” aku Mustofa sambil tertawa. Dan sebelum mengerjakan kaligrafi, para pegawainya yang baru akan dilatih selama 3 bulan.(mega melati/UTM)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News