SIDOARJO,BANGSAONLINE.com –Pengrajin lukisan Wayang di Kulit di Desa Sumorame Kecamatan Candi Sidoarjo, sudah punah dan sudah tidak memproduksi lagi, dikarenakan permintaan pasar nihil.
Bahkan, satu-satunya pengrajinnya, Kasidi, kini tak mampu memroduksi lagi, karena tubuhnya melemah. “Saya sudah tidak memproduksi lagi karena pasar wayang kulit di Sidoarjo, saat ini sudah sepi, tidak ada peminat. Ditambah tidak adanya tenaga kerja yang meneruskan wayang kulit ini,” ungkap Kasidi (57)
Baca Juga: Pascadebat Pilkada Sidoarjo 2024, Subandi-Mimik Dihadiahi Batik
Kasidi merupakan satu-satunya pengrajin yang ada di Sidoarjo, yang awalnya mencoba bertahan. Kasidi berasal dari kota Solo. Ia sudah menjadi pengrajin ini dari tahun 1978. Namun, karena di Sidoarjo sudah tidak ada yang dibina untuk pengrajin wayang kulit, sehingga ia tidak memproduksi lagi.
“Dulu, waktu saya masih muda ada yang membantu 3 orang. Cuma, karena pasar di Sidoarjo sepi saya berhentikan. Dan dari anak-anak saya sendiri tidak ada yang memiliki bakat turunan dari saya. Kalau untuk yang berbau budaya wayang kulit yang masih kental di Solo, masih ada sentra wayang,” kata Dia
Padahal saat pasar masih ramai, wayang milik Kasidi ini mencapai pasar Asean seperti : Hongkong, Singapura, Hongkong, Beijing, Taiwan dan Australia. Untuk di Indonesia sendiri sudah mencapai Jakarta dll.
Baca Juga: Waspadai Pinjol, Indah Kurnia Ajak Pelaku UMKM Bijak Atur Keuangan
“Waktu wayang ini masih ramai di pasaran, wayang saya sering sekali diundang pameran di Jakarta, Surabaya, Sidoarjo bahkan di luar negri seperti Hongkong, Singapura, Hongkong, Beijing, Taiwan dan Australia,“ kata Dia
Untuk bahan dari wayang kulit ini sendiri yaitu: kulit kambing/kulit kerbau, cat sablon dan lem. Dulunya dalam 1 bulan ia bisa memproduksi 100 wayang.
“Untuk harga wayang beragam, kalau Pendowo bisa Rp 2 juta. Berbeda-beda tergantung kesulitan wayang tersebut dan daya seninya itu sendiri. Untuk wayang gapit bisa selesai dalam 7 hari untuk 1 tokoh, untuk wayang kulit gunungan bisa 15 hari 1 tokoh.” Kata Dia
Baca Juga: Gelar Silaturahmi dan Bukber, BHS Ingin Sidoarjo Bisa Swasembada Pangan
Kasidi sudah bisa hafal di luar kepala untuk menggambarkan karakter wayang antara warna, membedakan watak dan ciri. Saat ini Kasidi hanya menerima 1-2 orang yang pesan untuk souvenir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News