Nusron Bela Ahok dalam Kasus Al Maidah, Inilah Tinjauan Linguistik Penulis Buku

Nusron Bela Ahok dalam Kasus Al Maidah, Inilah Tinjauan Linguistik Penulis Buku Inilah penampilan Ahok di depan warga Kepulauan Seribu saat menyebut "Dibohongin pakai surat Al Maidah 51 macam-macam".

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Video Gubernur DKI Jakarta Basuki Thahaja Purnama () yang menyebut “Dibohongin pakai surat Al Maidah 51 macam-macam..” telah menyebar luas. Para pembaca pun sejatinya sudah bisa menyimak langsung apakah merendahkan al-Qur’an atau tidak. Toh video yang utuh juga sudah menyebar luas.

Meski demikian Brili Agung, seorang penulis buku mengaku terusik dengan polemik yang menyatakan warga DKI telah dibohongi dengan surat Al Maidah ayat 51. "Sebenarnya saya sudah malas untuk membahas hal ini. Namun nurani saya terusik saat pembela Pak Basuki berdalih tidak ada yang salah dengan kalimat Pak Basuki. Salah satu yang membuat saya heran adalah pernyataan Pak yang notabenya adalah tokoh NU," kata Brili memulai tulisannya di blogbriliagung.com yang diterbitkan pada Jumat (7/10).

Baca Juga: Politikus PKS Suswono Dianggap Hina Nabi, Yenny Wahid: Rasulullah Bukan Pengangguran

Brili mengatakan, karena dirinya bukan ahli agama, maka dia akan membedah pernyataan tersebut pada sisi linguistik. "Tulisan ini akan lebih difokuskan untuk membedah sisi linguistik, sisi kaidah bahasa yang beliau gunakan," katanya dalam tulisan berjudul Membedah Sisi Lingusitik Kalimat Pak Basuki.

Tulisan Brili Agung ini kini menyebar di grup-grup WA. Berikut tulisan Brili Agung selengkapnya:

Ini adalah potongan kalimat beliau:

Baca Juga: Menteri ATR/BPN Nusron Wahid Rencanakan RPP Tata Ruang Wilayah Nasional

“Dibohongin pakai surat Al Maidah 51 macam-macam..”

Sengaja saya fokuskan pada kalimat yang menimbulkan polemik ini..." Saya sudah melihat keseluruhan video, dan memang masalahnya ada pada frasa ini.

Terjemahan versi sebagian besar orang: Pak Basuki menistakan surat Al Maidah. Al Maidah 51 dibilang bohong oleh Pak Basuki.

Baca Juga: Cawe-Cawe Jokowi Jilid II, Disebut Jegal Anies dalam Pilgub DKI 2024

Terjemahan versi pembela Pak Basuki: Pak Basuki tidak menistakan Al Maidah 51. Dia menyoroti orang yang membawa surat Al Maidah 51 untuk berbohong.

Mari kita bedah dengan kepala dingin. Jika kita ubah kalimat di atas dengan struktur yang lengkap maka akan menjadi seperti ini:

“Anda dibohongin orang pakai surat Al Maidah 51” – Ini adalah kalimat pasif.

Baca Juga: Kehilangan 9 Kursi DPRD DKI Gegara Musuhi Anies, PDIP Bakal Dukung Anies dalam Pilgub DKI?

Anda: Objek

Dibohongin: Predikat

Orang: Subjek

Baca Juga: Politikus PDI Perjuangan Ungkap Alasan Ahok Layak Maju di Pilgub Sumut 2024

Pakai surat Al Maidah 51: Keterangan Alat

Dengan struktur kalimat seperti ini, jelas yang disasar dalam kalimat Pak Basuki adalah SUBYEK-nya. Yaitu “orang”. Dalam hal ini orang yang menggunakan surat Al Maidah 51.

Karena Surat Al Maidah 51 di sini hanya sebagai keterangan alat yang sifatnya NETRAL. Saya analogikan dengan struktur kalimat yang sama seperti ini:

Baca Juga: Sandiaga Uno Beri Sinyal Gabung Prabowo-Gibran, Nusron: Semua Indah pada Waktunya

“Anda dipukul orang pakai penggaris.”

Struktur kalimat di atas sama, yaitu: OPSK. Jenis kalimat pasif. Subyek ada pada orang. Sedangkan penggaris merupakan keterangan alat yang bersifat netral.

Di sini menariknya.

Baca Juga: Viral Ahok Bilang Jokowi dan Gibran Tak Bisa Kerja, PAN pun Bereaksi

Penggaris memang bersifat netral. Bisa dipakai menggaris, memukul, dan yang lainnya tergantung predikatnya. Yang menentukan apakah si penggaris ini fungsinya menjadi positif atau negatif adalah predikatnya.

Nah masalahnya adalah apakah Surat Al Maidah 51 bisa digunakan sebagai alat untuk berbohong?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bohong/bohong/ berarti tidak sesuai dengan hal (keadaan dan sebagainya) yang sebenarnya; dusta:

Baca Juga: Ahok Pengibar Politik Identitas Tingkat Tinggi, Pernah Diberi Gelar Sunan Kalijodo

Dan inilah arti dari surat Al Maidah 51 tersebut: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”

Makna dari surat Al Maidah 51 tersebut sudah sangat jelas. Bukan kalimat bersayap yang bisa dimultitafsirkan. Tanpa dibacakan oleh orang lain, seseorang yang membaca langsung Surat Al Maidah 51 pun mampu memahami artinya.

Brili mengandaikan kinerja seperti makanan yang sangat enak, walaupun tentu saja ini debatable. Tapi pembungkus makanan ini sangat kotor. Brili menganalogikan makanan kesukaannya adalah Mie Ayam. Tapi dia akan menolak memakan mie ayam itu jika dibungkus memakai kulit babi yang busuk.

"Namun, saya akan memakan mie ayam tersebut jika dibungkus dengan wadah yang bersih dan halal," kata dia.

Brili melanjutkan, jika ada dua pilihan untuk masyarakat Jakarta, pertama makanan enak, namun bungkusnya kotor dan haram. Pilihan kedua adalah makanan enak dan bungkusnya bersih dan halal.

"Maka saya yakin masayakat Jakarta ini akan memilih yang kedua. Bagaimana dengan Anda?" tulisnya.

Brili Agung dikenal sebagai Authormaker dengan visi hidup “Di tahun 2060, 7 dari 10 penulis di Indonesia ketika ditanya siapa gurunya, mereka akan menjawab Brili Agung.”

Brili disebut sudah melanglang buana ke seluruh pelosok Indonesia dan ASIA untuk memberikan training di perusahaan multinasional. Dia juga mencetak puluhan penulis lewat Inspirator Academy. Di sana ia menjadi guru untuk semua yang ingin menginspirasi lewat tulisan.

Brili Agung juga sudah menulis 17 buku seperti Jangan Bodoh Mencari Jodoh, Mencintai Tak Bisa Menunggu, Reborn: JBMJ, Seni Memantaskan Diri, ME, Sebuah Novel berjudul PETAKA dan lainnya. Brili juga menjadighost dan co-writer puluhan trainer, pengusaha dan artis nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO