Kebun Sayur Hidroponik di Ketintang, Hasilnya Jadi Berbagai Produk Makanan Olahan

Kebun Sayur Hidroponik di Ketintang, Hasilnya Jadi Berbagai Produk Makanan Olahan kebun hidroponik. Jika digarap serius, masih menjanjikan sebagai lahan bisnis. foto: istimewa

SURABAYA, BANGSAONLINE.com- Kebun Sayur Hidroponik milik Venta Agustri (43), di kawasan Ketintang Selatan,mengembangkan bisnisnya tidak hanya bercocok tanam saja, namun dibuat produk makanan berbahan sayur organik. Seperti, Nugget Sayur, Es Krim Sayur, Mie Tomat dan Mie Bayam Merah.

Venta memulai bisnis ini dari tahun 2014, Venta yang hobi mencoba sesuatu yang baru hingga di kembangkan menjadi produk makanan dan minuman. Luas kebun sayur milik Venta 20x30. Tidak hanya itu, Venta memiliki 2 kebun di Surabaya, 1 kebun di Sidoarjo dan 1 kebun di Timika Papua.

Baca Juga: Ramai Pengunjung, Kepo Market Sukses Gelar Bazar UMKM

”Awalnya saya memilih bisnis ini karena memang mudah dan pasti panennya. Soalnya, sebelumnya saya pernah mencoba menanam dengan cara konfesial namun kurang berhasil karena memang tanah di Surabaya ini berbatu dan sulit untuk bercocok tanam,” ungkap Venta (43).

sayur siap dipanen.

Baca Juga: Gus Afif Dukung UMKM Surabaya Bersertifikasi Halal

Hidroponik milik Venta tidak hanya menjual sayur yang ber saja. Namun, Venta juga menjual peralatan untuk ber dan olahan sayur . Hidroponik yang ditanam Venta pun beragam ada : Leaf Lettuce, OakLeaf Lettuce, Butterhead, Cos Romaine, Endive, Basil, Arugala, Batavia, Beef Tomato, Cherry Tomato, Kale, Paprika, Strawberry, Edamame, Srikaya dan Mint

“Biasanya, milik saya ini dikirim ke restoran, cafe, hotel, supermarket, rumah tangga dan katering di wilayah Surabaya, Sidoarjo, Manado, Sampit-Kalimantan, Batam, Jakarta, Patih dan Semarang. Pokoknya hampir luar kota dan luar pulau membeli di saya,” ungkapnya

Tanaman ini, packingnya bersama dengan akar. Sehingga tidak layu dan fresh apabila dikirim ke luar kota atau luar pulau. Hidroponik ini apabila diletakkan dalam kulkas bertahan kurang lebih 1 minggu – 10 hari. Dalam satu bulan omzet yang didapat Rp 80 juta.

Baca Juga: Jelang Piala Dunia U-17, Puluhan Pedagang Kecil Dilarang Berjualan di Sekitar Stadion GBT

“Kelebihan tanaman daripada konfesial adalah non pestisida, bersih, sehat dan segar, tahan lama, lebih renyah, ramah lingkungan dan tingkat keberhasilan tinggi karena sepanjang tahun panen,” kata Dia.

Pembeda harga antara tanaman kangkung, yang dijual Rp 8.000 per 1,5 ons. Sedangkan kangkung biasa atau lazim disebut konfesial dibandrol Rp 3.000. (faratiti dewi/UTM)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Hidroponik, Budi Daya Menanam Favorit Petani Millenial ':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO