JOMBANG, BANGSAONLINE.com – Pengalaman bertarung di Pemilihan Bupati (Pilbup) tahun 2013 menjadi pelajaran penting bagi Munir Al-fanani yang ketika itu diusung PKB dan PKPI sebagai Cabup (Calon Bupati) berpasangan dengan Wiwik Nuariati. Kini, Munir yang juga Sekretaris DPC PKB Jombang itu sudah menyiapkan berbagai langkah untuk kembali berlaga dalam Pilbup 2018 mendatang.
Mantan Ketua Fraksi PKB DPRD Jombang periode 2009-2014 itu menyatakan kesiapannya jika diberi kepercayaan untuk maju dalam Pilbup mendatang. ”Sebagai kader partai, ketika sudah ditunjuk, tidak ada kata tidak siap. Tanpa persiapan saja dulu saya sudah siap (Pilbup tahun 2013, red), apalagi sekarang yang sudah disiapkan dengan pemanasan,” kata Munir kepada Bangsaonline.
Baca Juga: Tidak Ada Gugatan, Mundjidah-Sumrambah Ditetapkan Sebagai Pemenang Pilbup Jombang
Pria asal RT 01/RW 01, Desa Losari, Kecamatan Ploso yang pernah dua periode duduk di kursi DPRD Jombang ini mengatakan, dirinya sudah menyiapkan proses menuju Pilbup tahun 2018. Sejak awal tahun 2016, ia mengaku sudah memulai dengan memperkenalkan diri kepada masyarakat, meskipun belum secara spesifik menyampaikan akan maju sebagai Cabup atau Cawabup. Seperti diketahui, saat ini di beberapa titik sudah muncul baliho baik besa maupun kecil bergambar Munir Al-Fanani.
“Proses untuk sukses dalam pertarungan Pilkada itu tidak mudah. Harus disiapkan secara matang. Siapapun boleh melakukannya. Tapi untuk menjadi calon saja itu tentu partai manapun melihat popularitas, elektabilitas, loyalitas dan lainnya terhadap figur yang ada,” lanjutnya.
Terkait kemungkinan siapa saja yang akan bersaing dalam Pilbup 2018, bagi Munir pasangan petahana saat ini, Nyono Suharli Wihandoko dan Munjidah Wahab sudah memiliki modal. Baik kekuatan partai politik maupun modal sosial masing-masing.
Baca Juga: Paslon Nomor Urut 1 Unggul Sementara di Pilbup Jombang
”Tapi Pak Nyono memiliki hitung-hitungan politik sendiri untuk ke maju dalam Pilgub (Pilihan gubernur) Jawa Timur, itu sah-sah saja karena beliau sudah sebagai ketua DPD Golkar Jatim,” bebernya.
Tentunya, figur seperti Wabup Munjidah, Subaidi Mukhtar Wakil Ketua DPRD Jombang, Sekda Jombang Ita Triwibawati, Warsubi salah satu pengusaha di Jombang maupun tokoh lainnya bisa bersaing tanpa bupati petahana. ”Kalau sekarang, mau bicara siapa yang paling berpeluang, terlalu dini, tapi semua figur memiliki peluang,” terang Munir.
Politisi asal utara brantas tersebut menyatakan, kini dirinya sudah memiliki tagline BangJo. Menurutnya, kalimat yang tertulis di baliho dan stikernya itu memiliki falsafah ‘harus bangga menjadi orang Jombang’. Kenapa harus bangga, karena tidak boleh dilupakan bahwa berdirinya bangsa Indonesia juga tidak lepas dari proses perjuangan orang Jombang. Semisal dalam fakta sejarah, orang Jombang yang terlibat dalam perjuangan membangun bangsa di antaranya KH Hasyim Asy’ari, KH Wahid Hasyim, KH Bisri Syansuri, KH Wahab Chasbullah, KH Abdurrahman Wahid, Nur Kholis Majid, MH Ainun Najib, Cak Durrasim, Cak Asmuni.
Baca Juga: Bawa Sampah ke TPS di Jombang Bisa Dapat Bibit Tanaman
“Dengan bangga menjadi orang Jombang, kita harus membangun kota ini. Supaya ketika dibangun, semua aspek akan bangkit. Yaitu harus bangga dulu, kemudian bangun, lalu bangkit,” ulasnya.
Sedangkan terkait kombinasi warna dalam baliho dan stikernya yang didominasi merah (abang) dan hijau (ijo), bagi Munir tidak bisa dinafikan kultur di Jombang terbangun atas dua unsur, abangan dan santri. ”Abang bisa diartikan keberanian, semangat, kalau ijo itu kehidupan, atau juga bisa santri, agamis,” pungkasnya. BERSAMBUNG-(rom)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News