Di saat Harga Cabai Mahal, Pohon Cabai Diserang Hama Pathek

Di saat Harga Cabai Mahal, Pohon Cabai Diserang Hama Pathek Luluk saat sedang memanen cabai yang masih bagus untuk dijual, sebelum terserang hama pathek. foto: intan/ BANGSAONLINE

NGANJUK, BANGSAONLINE.com - Nahas dialami oleh para petani cabai di desa Jatigreges, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk. Hampir keseluruhan cabai rawit yang ditanam para petani tidak berbuah dengan baik, sehingga menyebabkan petani mengalami gagal panen.

Hal ini dikeluhkan Juwana (45), salah satu petani cabai. Saat ini hanya sedikit hasil panen yang didapat, karena serangan hama pada buah cabai yang masih muda dan buah yang sudah tua.

Baca Juga: Dorong Petani Sejahtera dengan Pupuk Organik Cair, Paslon Muhibbin-Aushaf Gelar 'Sambang Tani'

“Sak niki hasile namung 1 kwintal per panen. Padahal biasane, nek normal, nggih 3 kwintal per panen (Sekarang hasil panen cabainya hanya 1 kwintal per panen. Padahal biasanya kalo normal bisa sampai 3 kwintal per panen),” kata Juwana dengan logat Jawanya.

Kehadiran pathek yang menyerang buah cabai diduga muncul akibat cuaca buruk yang terjadi. “Seringnya terjadi hujan, tidak ada musim kemarau. Kalau cabai ditanam saat ada hujan terus menerus, cabai yang dihasilkan juga tidak baik,” tambah Juwana, Kamis (12/01/2017).

Kendala inilah yang menyebabkan jumlah petani cabai rawit di desa Jatigreges, kecamatan Pace, kabupaten Nganjuk menurun. Akibatnya, cabai yang dihasilkan petani Jatigreges juga menurun, yang juga menyebabkan turunnya stok cabai di pasaran.

Baca Juga: Ciptakan Nganjuk Adaptif dan Inovatif, Aushaf Fajr Dorong Peran Pemuda

Kondisi serupa juga dialami Luluk (38), yang mulai menanam cabai sejak dua tahun yang lalu. Luluk mengaku, sehari panen ia berhasil mendapat 5-6 kg cabai rawit yang kualitasnya baik. Namun mulai sejak bulan Desember tahun lalu, Luluk hanya dapat memanen 3-4 kg cabai rawit.

“Orang insyinyur peneliti saja sampai sekarang belum bisa menemukan obat untuk membasmi pathek. Jadi sampai sekarang para petani masih belum bisa memanen buah cabai yang baik,” imbuh Luluk.

Namun demikian, tidak ada permainan harga yang dilakukan oleh para pengepul. “Kalau cabainya bagus, harga yang dijual 82.000 per kg, tetapi kalau cabainya ada hitam-hitamnya hanya laku 15.000 per kg di pengepulnya,” ucap Luluk.

Baca Juga: Komunitas Petani Brambang Nganjuk Deklarasi Dukungan untuk Aushaf Fajr Jadi Calon Bupati

Keluhan ini juga dialami Yasroni (52), petani cabai di desa yang sama. Ia menjelaskan penyebab dari gagal panen cabai yang dialami sejumlah petani. “Buah cabai diserang pathek. Pathek itulah yang menyebabkan buah cabainya menghitam. Kalau cabai berwarna hitam pasti tidak akan laku kalau dijual,” jelas Yasroni.

Hingga saat ini keluhan yang dialami ketiga petani baik, Juwana, Luluk, Yasroni dan para petani lain belum dapat ditemukan solusinya. Mereka berharap ada perhatian dari pemerintah terkait serangan hama phatek yang sangat merugikan petani cabai. (njk1)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Hidroponik, Budi Daya Menanam Favorit Petani Millenial ':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO