NGANJUK, BANGSAONLINE.com - Perayaan Cap Go Meh di Klenteng Hok Yoe Kiong, di Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk berlangsung meriah. Meski tidak adanya peragaan aksi barongsai pada perayaan Cap Go Meh tahun ini, tak menyurutkan warga Tionghoa menggelar acara temu kangen.
Acara Temu Kangen dalam rangka perayaan Cap Go Meh tidak hanya dihadiri oleh warga Tionghoa, tetapi juga beberapa aparat pemerintahan seperti Pelaksana Tugas (Plt) Camat Sukomoro Drs Tri Basuki Widodo SPd, Kapolsek Sukomoro AKP Sugeng Haryono, perwakilan Komandan Koramil Sukomoro Sersan Mayor Sukarji, dan warga sekitar.
Baca Juga: Nganjuk Terima Penghargaan UHC Tingkat Provinsi Jatim di Acara Peringatan HKN 2024
Menurut Tri, acara kumpul bersama dalam perayaan Cap Go Meh seperti ini penting dilakukan untuk menjalin kerukunan antar warga yang memiliki keberagaman ras, suku, agama dan budaya.
“Harus kita budayakan hal semacam ini (pertemuan antar umat beragama). Dan kita harus rukun, kompak, saling menghargai,” kata Tri dikutip dari HARIAN BANGSA, Sabtu (11/02).
Tri menambahkan, jika antar Warga Negara Indonesia dapat hidup rukun, maka akan tercipta kebersamaan yang memberi dampak positif bagi negeri ini.
Baca Juga: Tembus Pasar LN dan Serap Tenaga Kerja Lokal, Khofifah Apresiasi Agrobisnis Bibit Buah di Nganjuk
“Kebersamaan ini akan membuat negara ini menjadi lebih kuat, tidak gampang tergoyahkan oleh isu-isu yang negatif,” imbuh Tri.
Salah satu keunikan dari perayaan Cap Go Meh, khususnya di Pulau Jawa, adalah adanya hidangan Lontong Cap Go Meh yang dimasak mirip seperti hidangan ketupat dan opor ayam yang biasa dihidangkan di Hari Raya Idul Fitri.
“Memang lontong ini sengaja dibuat oleh warga Tionghoa di Pulau Jawa, karena merupakan hasil asimilasi dengan budaya Jawa. Jadi hidangan ini dapat dinikmati oleh semua orang, termasuk warga muslim,” tutur Teguh Susilo, Ketua Pengurus Klenteng Hok Yoe Kiong.
Baca Juga: Antusias Warga Tinggi, Pj Bupati Nganjuk Apresiasi Baksos Periksa Kesehatan Gratis
Cap Go Meh dilaksanakan pada lima belas hari pertama, yang bertepatan dengan munculnya bulan purnama pertama di Tahun Kalender China, yaitu tahun Ayam Api. Dengan merayakan hari Cap Go Meh, warga Tionghoa berharap akan mendapatkan berkah yang melimpah di tahun baru ini.
“Saat peringatan Cap Go Meh, kita semua harus bersuka cita, tidak boleh bersedih. Kita harus memanjatkan harapan-harapan yang baik agar berkah melimpah di tahun ayam api ini,” ujar Hoky Wuisan, seksi kerohanian Klenteng Hok Yoe Kiong. (njk1/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News