Tolak Transportasi Online, Sopir Angkot dan Taksi di Malang Ancam Gelar Demo Besar

Tolak Transportasi Online, Sopir Angkot dan Taksi di Malang Ancam Gelar Demo Besar Pertemuan antara Dishub, Satlantas, Organda dan perwakilan sopir taksi di RM Joglo Jl. Ijen Malang, Sabtu (19/02) kemarin. foto: BANGSAONLINE

MALANG, BANGSAONLINE.com - Para sopir taksi dan angkot yang tergabung dalam Organda Malang mengancam akan menggelar demo besar-besaran. Langkah ini dilakukan sebagai bentuk protes lantaran hadirnya transportasi berbasis online di Kota Apel ini.

Menurut Rudi Soesamto, Ketua DPC Organda Malang, kehadiran transportasi online memberikan dampak kerugian secara materi, di mana pendapatan sopir konvensional baik angkot, mikrolet maupun taksi mengalami penurunan drastis.

"Dan lagi, legalitas hukum mereka (angkutan online) dianggap belum memenuhi secara keseluruhan mulai uji kir, trayeknya, pajak dan masih banyak lagi lainnya," tegas Rudi Soesamto.

Ia bahkan berjanji memperbaiki pelayanan taksi dan angkot yang selama ini dikeluhkan konsumen. Ia juga mengimbau kepada semua sopir, supaya mengikuti aturan tarif yang dikeluarkan oleh pemerintah.

"Jangan sembarangan memungut tarif seenaknya, yang mengakibatkan masyarakat atau konsumen kecewa," imbuh pemilik taksi konvensional bernama "Citra" ini.

Sebelumnya, antara ketua jalur mikrolet dan perwakilan pengurus taksi di Malang, bersama dengan organda, Dishub, Polres, sudah menggelar pertemuan Sabtu (18/02) lalu. Namun, hal tersebut nampaknya belum mampu meredam gejolak emosi para sopir transportasi konvensional di lapangan.

Terbukti, mereka masih melakukan aksi sweeping dan pengusiran terhadap para transportasi online di beberapa tempat seperti Mall Matos, Stasiun Kota Baru, dan terminal Arjosari.

BERITA TERKAIT:

Sementara Hadi Purwanto Toger, salah satu sopir mikrolet jalur ABG sekaligus ketua pengurus jalur ABG menyatakan secara tegas menolak kehadiran transportasi online. Ia juga mengatakan pendapatannya menurun drastis pasca hadirnya transportasi online.

"Untuk itu, kami memohon dengan sangat kepada Wali Kota Malang agar segera turun menyelesaikan permasalahan ini," katanya.

"Jangan sampai kami melakukan aksi demo besar-besaran manakala tidak mendapatkan tanggapan," tegas Toger.

"Sekiranya Senin atau Selasa belum mendapatkan tanggapan, maka kami seluruh jalur di Malang kurang lebih 30 jalur, akan melakukan demo di Balai Kota Malang," imbuhnya.

Meski begitu, ia mengatakan masih menunggu langkah dari Kepala Dinas Perhubungan Kota Malang agar menyampaikan keluhan para sopir angkutan konvensional ke Wali Kota Malang.

Sementara Kusnadi, Kepala Dishub Kota Malang mengimbau agar para sopir taksi dan mikrolet, sementara menahan emosi sembari menunggu hasil pelaporan ke pimpinan Wali Kota. Ia mengatakan akan menunggu keputusan yang akan diambil Wali Kota terkait polemik ini.

"Semisal Wali Kota menolak atau meniadakan transportasi jenis aplikasi online, maka kami pun secara tegas menolak pengoperasiannya di Kota Malang. Namun sebaliknya, jika Wali Kota Malang memberikan kelonggaran kepada transportasi online, ya mesti berkompetisi dengan sehat, dengan mengutamakan pelayanan," jelas Kusnadi. (iwa/thu/rev)

Lihat juga video 'Detik-Detik Pencurian Sepeda Motor di Krian Sidoarjo Terekam CCTV, Pelaku Mengenakan Seragam Ojol':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO