NAMA Iwan Bopeng mendadak membuat heboh jagad media sosial. Video dirinya sedang marah-marah saat pencoblosan 15 Februari lalu menuai berbagai reaksi.
Dikutip dari Merdeka.com Iwan terlihat sangat emosional karena temannya tak bisa mencoblos di salah satu tempat pemungutan suara (TPS) Kelurahan Palmeriam, Jakarta Timur. Menggunakan kemeja kotak-kotak khas pendukung pasangan Ahok-Djarot, Iwan berbicara dengan nada kasar.
Baca Juga: Tanggapi Cuitan Netizen di X, Ridwan Kamil: Boleh Bully Saya, Tapi Jangan Keluarga Apalagi Anak Saya
"Itu anak siapa? Anak kecil tadi. Tentara gue potong-potong di sini apalagi elu," katanya dengan nada tinggi. Warga yang berada di lokasi langsung mencoba menenangkan.
Rupanya ulah Iwan ini mendapat respons dari berbagai kalangan. Ada yang balik menantang Iwan sampai memperlihatkan kekuatan membakar tubuh dan menyayat dirinya dengan senjata tajam. Meski begitu ada juga yang menanggapi dengan membuat video parodi lucu. Kini, Iwan Bopeng menjadi orang yang paling dicari TNI di hampir seluruh Indonesia.
Mengetahui ucapannya menuai kecaman Iwan pun meminta maaf. Video permintaan maafnya diunggah ke akun youtube oleh akun Nurul Khamidah:
Baca Juga: Cegah Ajaran Radikalisme Melalui Medsos, Polresta Sidoarjo Perkuat Barisan Netizen
''Saya ingin mengklarifikasi kejadian pada TPS 27 di mana bahwa rekan saya tidak boleh, dihalang-halangi, untuk memilih pada saat Pilkada tersebut. Sehingga terjadilah satu benturan-benturan yang sifatnya perdebatan panjang sehingga memancing emosi dan saya spontan mengeluarkan satu kata-kata yang kurang sopan kepada teman-teman tentara. Saya mohon maaf atas kejadian itu dan saya minta maaf dengan tulus dari hati saya kepada teman-teman tentara supaya ini tidak melebar ke mana-mana. Demikian klarifikasi yang saya lakukan, sekali lagi saya mohon maaf dan kiranya sudi dimaafkan apa permohonan maaf saya ini kepada teman-teman tentara,'' tutur Iwan dalam videonya.
Sementara Tim Sukses pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat, Merry Hotma, menegaskan Fredy Tuhenay alias Iwan Bopeng bukan anggota tim sukses.
"Saya belum mendalami itu ya mas. Yang pasti dia bukan tim pemenangan. Dia (Iwan Bopeng) bukan timses. Dia nggak terdaftar di timses Badja (Basuki - Djarot)," ujar Merry Hotma dilansir Suara.com, Senin (20/2).
Baca Juga: Tak Puas dengan Penetapan PPS pada Pemilu 2024, Netizen Geruduk Akun Sosmed KPU Tuban
Namun, Merry Hotma belum dapat memastikan apakah Iwan Bopeng merupakan kader partai pengusung Ahok - Djarot.
"Itu yang aku belum tahu (Iwan kader parpol atau bukan). Kepastiannya belum tahu. Kalau persisnya kenapa saya kurang begitu mendalami, karena saya kerja di lapangan mengurusi laporan di TPS," kata dia.
Sekretaris DPW Partai Nasional Demokrat Jakarta Wibi Andrino mengaku tidak mengenal Iwan Bopeng. Dia menegaskan Iwan bukan kader Nasdem.
Baca Juga: Trending 'Kecurangan' di SPBU Pertamina, Netizen Bagi Tips Nominal Mengisi Bensin
"Coba saja cek ke Bu Merry Hotma. Kalau bagian kampanye kan Merry Hotma. Kalau gue lihat bukan orang Nasdem dia (Iwan)," kata Wibi.
Di sisi lain, senator asal DKI Jakarta Fahira Idris mengecam aksi premanisme dan intimidasi terhadap petugas KPPS.
Fahira kemudian menekankan baik KPU, Bawaslu, dan pihak kepolisian agar tetap tegas kepada pihak-pihak yang telah mengganggu ketertiban di TPS serta melindungi KPPS dalam menjalankan tugasnya sehingga pada putaran kedua Pilkada DKI nanti, tekanan serta intimidasi terhadap KPPS tidak terjadi lagi.
Baca Juga: PPDB di MAN 1 Gresik Ditarik Rp 2,7 Juta, Netizen Heboh
Menurut Wakil Ketua Komite III DPD tersebut, tanggung jawab menjadi petugas KPPS itu tidak lah mudah. Oleh karena itu keamanan serta kenyamanan baik saat di TPS maupun di luar TPS harus dijamin.
Aksi premanisme, intimidasi dan tekanan kepada Petugas KPPS adalah suatu bentuk pelanggaran pilkada karena telah mengganggu proses dan tahapan pilkada sehingga pihak kepolisian sudah bisa segera mengusut pelakunya. (merdeka.com/suara.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News