Gus Miftah, Penjual Es, Kemarahan Netizen dan Hadits Rasulullah

Gus Miftah, Penjual Es, Kemarahan Netizen dan Hadits Rasulullah Miftah Maulana Habiburrohman alias Gus Miftah. Foto: instagram

JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Kasus Miftah Maulana Habiburrohman – akrab dipanggil – yang menghina orang kecil, penjual es teh, menarik kita cermati. Kasus itu bermula ketika Miftah memberikan ceramah dalam acara Magelang Bershalawat. Di tengah ia berceramah ada seorang penjual teh keliling lewat di tengah-tengah jemaah pengajian. Orang-orang yang duduk di sekitar pedagang asongan itu berteriak agar Miftah memborong dagangan penjual teh itu.

Ternyata jawaban Miftah di luar dugaan. Miftah yang duduk di atas panggung kehormatan bersama para kiai itu bukan memborong dagangannya tapi malah mempermalukan Sonhaji, nama penjual teh itu.

Baca Juga: Tak Ada Data, Keluarga Kiai Besari Minta Gus Miftah Tak Ngaku-Ngaku Keturunan Kiai Besari

"Es tehmu ijek okeh ora (es tehmu masih banyak nggak)? Masih? Yo kono didol (ya sana dijual), goblok. Dol en ndisik, ngko lak rung payu yo wes, takdir (Jual dulu, nanti kalau masih belum laku, ya sudah, takdir)," kata Miftah kepada pedagang es teh itu.

Tak disangka. Omongan Miftah yang terekam video itu kemudian viral. Netizen atau warganet pun menghujat.

Yang juga mengagetkan, hujatan itu meluas. Bukan hanya di Indonesia tapi sampai Malaysia. Bahkan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim ikut komentar. Dalam pidato di depan rakyat Malaysia ia mengaku ikut sedih karena ada seorang pendakwah agama menghina penjaja teh, orang yang paling miskin. Si pendakwah agama justru tertawa-tawa bersama kiai lainnya.

Baca Juga: Dapat Ucapan Selamat, Ustadz Adi Hidayat Bantah Gantikan Gus Miftah Jadi Stafsus Presiden

Memang, Miftah usai menghardik penjual es itu langsung tertawa-tawa. Ironisnya, kiai-kiai yang duduk berdampingan dengan Miftah bukan mengingatkan, tapi malah ikut tertawa-tawa keras sampai terpingkal-pingkal. Diantara kiai yang tertawa itu adalah KH Usman Ali, pengasuh Pondok Pesantren Al-Huda Mertoyudan Magelang, Gus Yusuf Chudori (Ketua DPW PKB Jateng), Habib Zaidan Bin Yahya dan lainnya.

Setelah beselang hari, Miftah kemudian minta maaf. Begitu juga Habib Zaidan juga minta maaf. Bahkan Miftah mendatangi rumah Sonhaji. Ia tidak hanya minta maaf. Untuk menebus kesalahannya ia juga mau memberangkatkan Sonhaji umroh. Bahkan Miftah kemudian mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden.

Tapi Gus Yusuf Chudori tidak minta maaf.

Baca Juga: Penjual Es Teh yang Dinista Gus Miftah Bakal Diumrohkan Pengasuh Sekolah Tahfidzul Quran

"Gus Yusuf minta maaf apa? Orang Gus Yusuf tidak salah. Gus Yusuf hanya kasih komentar kalau mau ngecek (video) ya diikutin seluruhnya, jangan sebagian," kata Sekjen DPP PKB Hasanuddin, Rabu (4/12/2024), dikutip Kompas.com.

Menurut Anwar Ibrahim, kasus Miftah ini menununjukkan bahwa keangkuhan dan kesombongan itu tidak hanya dilakukan orang yang tidak paham agama. Tapi juga dilakukan oleh orang yang paham agama yang tiap hari bicara tentang Islam, aqidah, shalat, sunnah dan sebagainya.

Namun meski Miftah sudah minta maaf dan mengundurkan diri dari Utusan Khusus Presiden, kemarahan terhadap Miftah terus berlanjut. Sampai Presiden Prabowo Subianto turun tangan. Pihak istana menegur Miftah lewat Seskab Mayor Teddy.

Baca Juga: Gus Miftah Beber Alasannya All Out Dukung Khofifah di Pigub Jatim 2024

Hujatan itu tidak hanya berupa tulisan dan video. Tapi juga berupa meme. Bahkan wajah dan tubuh Miftah direkayasa dalam berbagai rupa. Mulai wajah bertampang seram sampai wajah kocak penuh sinisme.

Yang unik, meski Miftah sudah minta maaf dan mengundurkan diri dari Utusan Khusus Presiden, tapi tidak reda. Mereka terus menghujat dengan berbagai alasan. Terutama alasan agama dan akhlak.

Ini tentu fonomena menarik. Belum pernah terjadi public figure atau pejabat publik dihujat sedemikian massif dengan hujatan kasar dan penuh kebencian seperti dialami Miftah. Padahal Miftah mengaku belum pernah mengambil gaji.

Baca Juga: Silaturahmi Kebangsaan di Kediri, Gus Miftah Sebut Vinanda-Gus Qowim Calonnya Prabowo

Tampaknya ini terjadi – sekali lagi – karena Miftah menggoblokkan si penjual es di depan publik, yakni jemaah pengajian. Diksi kasar itu bukan hanya menyakitkan hati si penjual es tapi juga mempermalukannya di depan umum. Akibatnya hati publik ikut terluka. Apalagi saat itu Miftah dan kiai-kiai disampinnya justru tertawa terbahak-bahak.

Tampak jelas bahwa Miftah dan kiai-kiai itu tak punya empati. Sehingga tidak hanya terkesan congkak dan sombong tapi juga krisis belas kasih dan kasing sayang. Suatu kondisi psikologis yang sangat berbahaya. Apalagi terjadi pada seorang kiai yang dalam perspektif keagamaan punya misi menebarkan kasih sayang sebagai wujud dari rahmatan lil’alamin.

Namun apapun alasannya, kita tidak bijak menghukum pendosa agama sekaligus pendosa sosial – termasuk Miftah – secara over dosis. Apalagi jika hukuman itu didasari kebencian.

Baca Juga: Tanggapi Cuitan Netizen di X, Ridwan Kamil: Boleh Bully Saya, Tapi Jangan Keluarga Apalagi Anak Saya

Banyak sekali Hadits yang melarang kita membenci secara berlebihan. Diantaranya Hadits yang artinya:

“Cintailah orang yang engkau cintai seperlunya, karena bisa saja suatu hari dia akan menjadi musuhmu, dan bencilah orang yang kamu benci seperlunya, karena bisa jadi suatu hari kelak dia akan menjadi orang yang engkau cintai.” (HR: Al-Tirmidzi).

Bahkan ada juga Hadits yang melarang kita menghina pendosa.

Baca Juga: Polresta Sidoarjo Gelar Buka Bersama

"Barangsiapa menghina atau menjelek-jelekkan saudaranya karena suatu perbuatan dosa, niscaya dia tidak akan mati sebelum melakukan dosa yang sama." (HR. Turmudzi).

Wallahua'lam bisshawab

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mumtaz Rais, Ketua PAN, Dianggap Lecehkan Ponpes Gus Miftah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO