Tak Ada Data, Keluarga Kiai Besari Minta Gus Miftah Tak Ngaku-Ngaku Keturunan Kiai Besari

Tak Ada Data, Keluarga Kiai Besari Minta Gus Miftah Tak Ngaku-Ngaku Keturunan Kiai Besari Miftah Maulana Habiburrahman. Foto: instagram

PONOROGO, BANGSAONLINE.com – Pengakuan Miftah Maulana Habiburrahman – akrab dipanggail – yang mengklaim sebagai keturunan ke-9 Kiai Ageng Muhammad Besari dibantah oleh , keturunan ke-8 Kiai Ageng Muhammad Besari. bahkan mengatakan dalam silsilah Kiai Ageng Muhammad Besari tak ada nama

“Kalau keluarga besar gini kita tidak bisa mengklaim dan disklaim. Kita hanya bisa menjabarkan data atau silsilah keluarga yang kita punya,” kata dilansir dari YouTube tvOnenews dalam program Apa Kabar Siang Indonesia.

Baca Juga: Tinjau Banjir Ponorogo, Pj Gubernur Adhy Fokuskan Evakuasi Warga dan Perbaikan Tanggul Jebol

“Kalau mengaku keturunan dari Mbah Madarum, itu kok di data kami tidak ada,” tambah .

Sebelumnya, di depan para kiai dengan penuh percaya diri mengaku sebagai keturunan Kiai Ageng Muhammad Besari Ponorogo, seorang ulama besar Ponorogo. Kiai Besari adalah penyebar Islam di Ponorogo pada abad ke-17.

Dilansir AswajaNews, Kiai Besari popular sebagai guru para raja. adalah kakek dari Kiai Muhammad Hasan Besari, ulama besar abad ke-18.

Baca Juga: Dapat Ucapan Selamat, Ustadz Adi Hidayat Bantah Gantikan Gus Miftah Jadi Stafsus Presiden

sering menyebut Kiai Muhammad Hasan Besari dalam pidato-pidatonya. Menurut , merupakan monomen perpaduan antara Islam dan nasionalisme.

juga keturunan para raja di Majapahit, Raja Brawijaya V. Ini dari jalur ayah, yaitu Kiai Anom Besari Caruban.

Sementara dari garis keturuhan ibu (Nyai Anom Besari), nasab bersambung kepada Rasulullah SAW melalui garis Sayyidah Fathimah Az-Zahro.

Baca Juga: Kang Irwan Dukung Mbah Kholil, Kiai Bisri dan Gus Dur Ditetapkan jadi Pahlawan Nasional

Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari juga keturunan dari Kiai Ageng Muhammad Besari dari jalur Kiai Basyariah Sewulan Kabupaten Madiun yang menjadi menantu Kiai Bin Umar Banjarsari.

Menurut , tidak ada hubungan darah yang menghubungkan Miftah dengan keluarga Kiai Ageng Muhammad Besari.

“Karena putri dari Eyang Ilyas itu tidak ada satu pun yang menikah dengan Kiai Madarum. Putra dari Eyang Ilyas itu tidak ada yang namanya Kiai Madarum,” kata blak-blakan.

Baca Juga: Gus Miftah, Penjual Es, Kemarahan Netizen dan Hadits Rasulullah

Karena itu berharap agar Miftah lebih sadar diri, tidak asal mengklaim sebagai keturunan Kiai Ageng Muhammad Besari tanpa bukti kuat.

“Saya pribadi tidak untuk klaim, tapi ini diharap bagi pribadinya (Miftah) kalau memang tidak (bukan keturunan Kiai) lebih baik mengakui tidak,” ujar .

Menurut Warsitho, dalam tradisi keluarganya, seseorang memang diperbolehkan untuk merasa bagian dari keluarga, baik melalui hubungan genetik maupun keilmuan. Namun, hal ini harus didasari fakta dan tidak bisa diklaim sembarangan.

Baca Juga: Penjual Es Teh yang Dinista Gus Miftah Bakal Diumrohkan Pengasuh Sekolah Tahfidzul Quran

“Karena tradisi kami, siapapun diperbolehkan mengaku keluarga, entah keluarga secara genetik ataupun keilmuan. Makanya di sini saya tidak meminta pengakuan , tapi lebih kepada permintaan untuk menyadari sendiri,” kata Warsitho seperti dilansir mediakarya.id.

juga menekankan pentingnya menjaga nama baik leluhur agar tidak disalahgunakan.

“3-4 tahun ini kami mencoba untuk menggawangi orang-orang yang ingin mencangkokkan nasab itu. Bukan karena kita merasa sok, tapi untuk menjaga supaya nama leluhur tidak disalahgunakan. Ketika leluhur kami dimanfaatkan untuk kebaikan tidak apa-apa,” ucapnya.

Baca Juga: Gus Miftah Beber Alasannya All Out Dukung Khofifah di Pigub Jatim 2024

Menutup pernyataannya, menegaskan bahwa siapa pun yang merasa memiliki hubungan dengan keluarga Kiai Ageng Muhammad Besari dipersilakan datang dan membawa bukti silsilah yang sah.

“Tapi ketika digunakan untuk hal negatif, ini yang perlu kita gawangi. Ketika orang mengaku, monggo datang ke sini, bawa silsilah.” tutup .

juga menekankan pentingnya menjaga nama baik leluhur agar tidak disalahgunakan.

Baca Juga: Sowan ke Tokoh Agama GKJW di Balewiyata Malang, Khofifah Napak Tilas Perjuangan Gus Dur

“3-4 tahun ini kami mencoba untuk menggawangi orang-orang yang ingin mencangkokkan nasab itu. Bukan karena kita merasa sok, tapi untuk menjaga supaya nama leluhur tidak disalahgunakan. Ketika leluhur kami dimanfaatkan untuk kebaikan tidak apa-apa,” ucapnya.

menegaskan bahwa siapa pun yang merasa memiliki hubungan dengan keluarga Kiai Ageng Muhammad Besari dipersilakan datang dan membawa bukti silsilah yang sah.

“Tapi ketika digunakan untuk hal negatif, ini yang perlu kita gawangi. Ketika orang mengaku, monggo datang ke sini, bawa silsilah.” Kata .

Baca Juga: Aneh, Baca Syahadat 9 Kali Sehari Semalam, Dahlan Iskan Masih Dituding Murtad

Seperti ramai diberitakan, yang mengaku sebagai keturunan ke-9 dari ulama besar Kiai Ageng Muhammad Besari sempat menggemparkan jagat kiai. Apalagi menyampaikan klaim itu dengan penuh percaya diri.

“Kebetulan kiai, saya keturunan ke-9 dari Mbah Muhammad Besari. Jadi saya keturunan ke-18 dari Prabu Brawijaya dan keturunan ke-17 dari Raden Patah Demak,” ujar dalam video yang beredar di media sosial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mumtaz Rais, Ketua PAN, Dianggap Lecehkan Ponpes Gus Miftah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO