Tanya-Jawab Islam: Percaya terhadap Hitungan Primbon

Tanya-Jawab Islam: Percaya terhadap Hitungan Primbon DR KH Imam Ghazali MA

>>>>>> Rubrik ini menjawab pertanyaan soal Islam dalam kehidupan sehari-hari dengan pembimbing Dr. KH. Imam Ghazali Said. SMS ke 081357919060, atau email ke bangsa2000@yahoo.com. Jangan lupa sertakan nama dan alamat. <<<<

Pertanyaan:

Baca Juga: Saya Dilamar Laki-Laki yang Statusnya Pernah Adik, Keluarga Melarang, Bagaimana Kiai?

Pak Kyai, Saya mau nikah tahun ini, calon saya asal Pasuruan dan percaya dengan hitungan primbon, setelah kami dihitung ketemu 29, ada yang bilang ke saya gak enak ke depannya. Sampai saat ini saya bingung gelisah dan sedih karena hal itu Pak Kyai. Saya minta solusinya Pak Kyai agar hati saya tenang dan tidak berfikiran yang buruk-buruk karena hal tersebut! (Eva, Sidoarjo)

Jawaban:

Hitungan primbon adalah sebuah catatan yang menerangkan tentang sesuatu yang akan terjadi, berisi ramalan, penentu hari baik dan buruk, perkawinan, kelahiran, kematian, pengobatan dan pemberian makna pada suatu kejadian. Keyakinan semacam ini tidak diajarkan di dalam Islam. Islam mengajarkan umatnya untuk beriman kepada takdir atau ketentuan Allah, baik itu yang bagus ataupun yang buruk, bukan atas dasar perhitungan weton atau tanggal lahir. Sebab di dalam Islam tidak ada hari yang sial, yang sial adalah amal kebaikan kita yang belum bertambah.

Baca Juga: Istri Tak Penuhi Kebutuhan Biologis, Saya Onani, Berdosakah Saya?

Oleh sebab itu, Islam selalumenganjurkan berpikiran positif dalam segala hal. Anas bin Malik melaporkan bahwa Rasul saw bersabda: "Tidak boleh ada pesimisme, dan saya menyukai optimisme".

Lalu beliau ditanya apa itu optimism wahai Rasul? Beliau menjawab: "Ucapan yang baik". (Hr. Bukhari)

Abu Hurairah juga melaporkan sebuah hadis bahwa Rasul SAW bersabda:

Baca Juga: Rencana Nikah Tak Direstui karena Weton Wanita Lebih Besar dan Masih Satu Buyut

“Aku (Allah) menurut prasangka hamba kepadaku, bila ia berprasangka baik kepada-Ku maka baginya kebaikan, maka jangan berprasangka kepada Allah kecuali kebaikan”. (Hr. Bukhari)

Maka dari itu, dalam melangkah ke jenjang pernikahan harus meyakini bahwa pernikahan ini akan banyak mendatangkan kebaikan bukan sebaliknya. Keyakinan ini akan banyak membantu terwujudnya keluarga yang penuh dengan kebahagian.

Dan di dalam Islam, saat hendak menikah tidak pernah ada anjuran untuk menghitung weton dulu, tapi Islam malah memberikan anjuran untuk berdoa yang baik-baik, artinya optimis dengan kebaikan. Allah berfirman:

Baca Juga: Hati-Hati! Seorang Ayah Tak Bisa Jadi Wali Nikah jika Anak Gadisnya Hasil Zina, Lahir di Luar Nikah

“Ya Allah berikanlah aku anugerah istri dan keturunan kami sebagai penggembira hati, serta jadikan pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa”. (Qr. al-Furqon:74)

Dan umumnya wanita dinikahi itu juga bukan karena weton atau tanggal lahirnya, tapi karena empat hal, walupun akhirnya Islam menganjurkan memilih agamanya. Abu Hurairah melaporkan sebuah hadis bahwa Rasul bersabda:

“Wanita itu dinikahi karena 4 hal; hartanya, kecantikannya, keturunannya dan agamanya, dan pilihlah agamanya, niscaya ringan bebanmu.”. (Hr. Bukhari)

Baca Juga: Bagaimana Hukum Mintakan Ampun Dosa dan Nyekar Makam Orang Tua Non-Muslim?

Memang sebagian ada para Ustadz dan Kyai masih menggunakan hitungan primbon itu. Kalau ini diyakini kepastiannya maka itu tetap tidak diperbolehkan di dalam agama. Tapi kalau hanya digunakan sebagai bahan pertimbangan saja masih diperbolehkan. Sebagian mereka melihat dari sisi psikologi dan kebiasaannya (pengalaman), seperti anak lahir hari dan tanggal sekian biasanya tidak cocok dengan anak yang lahir pada hari dan tanggal tertentu. Kalau hanya pertimbangan saja boleh, bukan menjadi keyakinan yang pasti benar. Artinya tawakkal kepada Allah masih dikedepankan.

Tapi yakinlah bahwa Ibu akan menikah ini adalah mengikuti sunnah Rasul SAW, insya Allah akan ditemukan banyak kebaikan di dalamnya, selama Ibu meyakini kebaikan itu dan menghilangkan keraguan-keraguan yang lain.

Adapun masalah kepercayaan calon atas hitungan primbon, Ibu jelaskan sedikit demi sedikit agar dapat memahami dengan benar. Kalau masih kesulitan, Ibu dapat meminta bantuan kepada ustadz atau kyai atau orang yang dianggap tokoh oleh si calon Ibu agar bisa menjelaskan permasalahan hitungan ini menurut pandangan yang benar di dalam Islam. Semoga dengan bantuan mereka akan memberikan kelancaran dalam melangsungkan niat baik Ibu untuk menikah. Wallahua’lam.

Baca Juga: Menghafal Alquran, Hafal Bacaannya, Lupa Panjang Pendeknya, Bagaimana Kiai?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO