GRESIK, BANGSAONLINE.com - Peristiwa tenggelamnya 6 santri Ponpes Mambaus Sholihin di kubangan bekas galian tambang di Desa Suci, Kamis (18/5) kemarin, menjadi sorotan banyak pihak. Pasalnya peristiwa ini bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya seorang pembina pramuka dan anak didiknya juga tewas tenggelam di kubangan bekas tambang di Desa Pantenan, Kecamatan Panceng, Jumat (7/4) bulan lalu.
Asisten II Setda Pemkab Gresik Ach. Nuruddin mengaku sangat miris atas kejadian ini. Ia menuding bahwa tenggelamnya 6 siswa tersebut akibat ulah para pengusaha tambang yang tak mau mereklamasi bekas tambang yang mereka gali.
Baca Juga: Satlantas Polres Gresik Gencar Razia Truk Muatan Tambang
"Kami sudah berkali-kali meminta agar eks tambang direklamasi, tapi tidak digubris," aku Nuruddin kepada Bangsaonline.com.
"Para pengusaha tambang harus turut bertanggungjawab atas tewasnya korban. Sebab, adanya bekas galian tambang tersebut tak lain adalah akibat ulah para pengusaha," cetusnya.
Ia mengungkapkan jika saat ini pengusaha tambang masih banyak yang mengindahkan ketentuan.
Baca Juga: Kesal Truk Pemuat Tambang Tak Taat Aturan, HMI Gresik Demo Dishub
Padahal di Undang-Undang Nomor 05 tahun 1960 dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 sudah jelas regulasi yang mengatur tentang tambang. Selain itu, soal tambang juga diatur di UU nomor 04 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba).
Dalam produk hukum tersebut, dijelaskan Nuruddin, pengusaha tambang diwajibkan mereklamasi bekas galian tambang dengan cara memberikan penghijauan atau menguruk.
"Faktanya, banyak pengusaha tambang yang tak mematuhi aturan tersebut. Pengusaha tambang tak peduli dengan bahaya keselamatan masyarakat di sekitar eks tambang yang mereka gali," terang mantan Kepala Dishub ini.
Baca Juga: Di Forum Konsultasi Publik, DPMPTSP Gresik Minta Support Stakeholder untuk Realisasikan PAD Rp185 M
Selain tak mereklamasi bekas galian, Nuruddin juga menyayangkan adanya pengusaha tambang yang menggali pasir dengan kedalaman hingga 25 meter bahkan 50 meter. "Dengan kedalaman tersebut orang yang tercebur pasti kan meninggal," sambung mantan Kasatpol PP ini.
"Kami berharap kejadian memilukan meninggalnya 6 santri Ponpes Mambaus Sholihin adalah kejadian terakhir. Tolong pengusaha tambang punya empati atas musibah-musibah tersebut," pungkasnya. (hud/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News