SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Komisi B DPRD Jawa Timur yang membidang perekonomian meminta Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk menjaga stabilitas harga. Pernyataan itu disampaikan Wakil Ketua Komisi B DPRD Jatim, Anik Maslachah.
Anik mengungkapkan, pihaknya belum lama ini melakukan sidak (inspeksi mendadak) di pasar Setono Betek, Kota Kediri. Sidak itu dilaksakan bersama Disperindag Jatim, Disperindag kota Kediri, Satgas Pangan dan sejumlah pihak terkait.
Baca Juga: Dampingi Presiden Cek Harga di Pasar, Pj. Gubernur Jatim Pastikan Harga Bapok Terkendali
Dari hasil sidak kali ini diketahui harga beberapa kebutuhan bahan pokok di pasar relatif stabil, tapi ada harga yang di bawah HET (harga eceran terendah), yakni cabe rawit yang HET-nya Rp 50.000, namun harga di pasar terjun bebas di angka Rp 38.000.
Ada pula bahan pokok yang di atas HET, yakni minyak goreng yang HET-nya Rp 11.000 sedangkan harga pasar Rp 11.500. Sedangkan harga yang masih melambung adalah bawang putih mencapai Rp 54.000 per kilo, sedangkan HET Rp 38.000 per kilo. Selain itu, telur harga di pasar juga naik pada angka Rp 19.000 per kilo, sedangkan HET-nya hanya Rp 16.500.
"Hasil sidak menunjukkan harga-harga kebutuhan pokok relatif stabil. Tapi ada juga yang harganya terjun bebas, ada pula yang harganya naik. Karena itu, komisi B DPRD Jatim meminta Disperindag bekerja serius dalam menjaga stabilitas harga, agar harga tidak terjun bebas yang imbasnya bisa merugikan petani. Tidak pula meroket yang mengakibatkan menimbulkan gejolak di pasar," pinta Wakil Sekretaris Fraksi PKB itu, Minggu (4/6).
Baca Juga: Mampir ke Pusat Oleh-Oleh Bu Rudy, Khofifah Kagum dan Ajak Masyarkat Beli Produk UMKM Jatim
Anik menambahkan, pemerintah lewat dinas terkait seperti Disperindag harus bekerja serius dalam menjaga stabilitas harga. Bukan hanya memantau harga pasar, tetapi juga mengawasi dan mampu mengambil tindakan serta langkah cepat jika diketahui ada harga yang anjlok atau sebaliknya, mengalami kenaikan.
"Pengawaaan secara ketat terhadap distributor harus dilakukan, karena pemicu kestabilan harga itu berangkat dari distributor. Bila distributor menjual ke pedagang tinggi, secara otomatis pedagang akan menjual lebih tinggi lagi. Untuk itu penegakan sanksi harus diterapkan sesuai dengan aturan yang ada, sehingga para pemain pasar tidak seenaknya memainkan harga," imbuh perempuan berkerudung tersebut.
Ketua DPW Perempuan Bangsa Jatim ini menambahkan, satu hal lagi yang perlu diperhatikan adalah penempatan informasi melalui TV LED. Penempatannya harus strategis dan mudah dibaca agar masyarakat bisa mudah mengetahui harga di pasaran.
Baca Juga: Pj. Gubernur Jatim Bahas Peluang Kerja Sama dan Ajakan World Trade Conference dari Dubes Peru
"Tidak perlu menayangkan gambar lalu tulisannya kecil, yang terpenting adalah tulisan besar, sehingga masyarakat mudah membacanya," pungkas perempuan asli Sidoarjo ini. (mdr/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News