PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Sebanyak 7 titik lokasi program RTLH (rumah tidak layak huni) tahun 2017 ini dipastikan gagal dilaksanakan. Penyebab gagalnya program tersebut bermacam-macam, yakni lantaran para penerima bantuan bedah rumah meninggal dunia, lokasi tanah bermasalah, tanahnya dijual, hingga karena ada sengketa ahli waris.
Hal tersebut diakui oleh Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Ir Misbah Zunib yang dikonfirmasi Bangsaonline.com, Senin (19/06). Ia menuturkan bahwa gagalnya program bedah rumah bagi masyarakat miskin tersebut bukan disebabkan adanya kesalahan administasi atau perencanaan yang tidak matang, tapi karena penerima program meninggal dunia atau ada sengketa tanah ahli waris
Baca Juga: Wali Kota Pasuruan Harap Bantuan RTLH Bisa Tingkatkan Kenyamanan untuk Masyarakat
“Yang meninggal dunia ada tiga orang, yakni Sawar asal Desa Wotgalih dan Toyo desa Randuwati Kecamatan Nguling, serta satu lagi dari Desa Gajahbendo Beji atas nama Roicha. Sedangkan 4 lainnya kerana tanah bermasalah,“ jelas Misbah
Misbah lebih lanjut menjelaskan, bahwa saat tahap survei di lapangan, para calon penerima bantuan kondisinya sehat-sehat saja. "Namun dalam perjalanan, mungkin tuhan berhendak lain. Otomatis, untuk mereka yang meninggal dunia harus ditunda dan uang yang sudah ditransfer ke rekening akan diblokir," terang Misbah.
Hingga memasuki akhir Juni, progres pembangunan RTLH dengan anggaran Rp 20 miliar sudah mencapai sekitar 80 persen lebih. Artinya dari 1600 titik rumah yang dibangun tahun ini sudah mencapai 1280 unit. Pihak Dinas sendiri menargetkan akhir Agustus program RTLH sudah selesai semua. (bib/par/rev)
Baca Juga: Gus Ipul: Pemkot Pasuruan akan Tingkatkan Perbaikan RTLH dan Fokus Pembangunan Infrastruktur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News