
TUBAN, BANGSAONLINE.com - Dua orang yang berboncengan motor mendadak berhenti di pintu masuk Mapolres Tuban. Kemudian salah satu dari mereka menuju ke arah pos jaga dan menyalami anggota polisi sambil bertanya-tanya. Usai berbincang-bincang sebentar, pria tersebut tiba-tiba menyerang anggota polisi menggunakan sebilah pisau.
Mengetahui itu, petugas kepolisian langsung melumpuhkan pelaku. Satu pelaku lainnya yang menunggu di atas motor kemudian mencoba masuk ke dalam Mapolres, namun langsung bisa dilumpuhkan oleh petugas lain. Kemudian, kedua pelaku diamankan dan dilakukan pemeriksaan, sekaligus barang bawaannya berupa tas ransel juga turut diperiksa.
Seperti itulah kurang lebih simulasi penanganan teror yang digelar Polres Tuban, Kamis (6/7).
Kapolres Tuban, AKBP Fadly Samad kepada BANGSAONLINE.com mengungkapkan, bahwa simulasi ini digelar untuk menambah pengetahuan dan keterampilan para anggota terhadap serangan teror.
"Setiap personil dituntut melakukan SOP (Standard Operating Procedure) dalam penanganan ancaman bentuk apapun. Ada 6 SOP yang harus diperhatikan oleh petugas kepolisian dalam menangani serangan teror. Harus tahu siapa dan jumlah yang menyerang, termasuk barang yang dibawa, apakah tangan kosong atau bersenjata, itu yang harus diperhatikan. Jika hanya seperti demo dan tidak bersenjata, kita hanya mengeluarkan gas air mata. Tapi jika penyerangnya itu bersenjata api, kita bisa menembak pelaku penyerangan itu," beber mantan Kasatreskrim Polres Jepara itu.
Dari similasi ini, Fadly berharap seluruh anggota dapat lebih sigap ketika menghadapi bentuk ancaman apapun, terutama pada mako. Ke depan, skenario ini tidak hanya digelar di mapolres saja, melainkan di setiap mapolsek juga akan dibuat kegiatan serupa.
"Meski Tuban sudah aman dan kondusif, tapi ini merupkan antisipasi kita terhadap serangan teror apapun. Untuk itu, kami berharap adanya dukungan masyarakat agar melapor kepada kami apabila ada sesuatu yang mencurigakan," pungkasnya. (wan/rev)