Pilgub Jatim 2018, Madura Tetap Menjadi Faktor X

 Pilgub Jatim 2018, Madura Tetap Menjadi Faktor X Surokim Abdussalam

DALAM kontestasi pilgub Jawa Timur Tahun 2018, Madura tetap berpotensi menjadi penentu hasil sebagaimana Pilgub Jaitm tahun 2008 dan 2013. Menurut Dosen Universitas Trunojoyo Madura yang juga peneliti SSC, Surokim Abdussalam, hal ini tidak terlepas dari faktor geopolitik, kultur dan juga praktik pemilu di Madura.

“Jika kandidat yang bertarung nanti beda dan jarak elektabilitasnya tipis, maka pemilih Madura akan bisa menentukan hasil Akhir. Mengapa? Karena sumbangan suara pemilih dari Madura bisa mencapai 18 hingga 20% suara. Jumlah suara itu sangat menentukan hasil akhir kontestasi electoral Jatim,” ujar Dosen Komunikasi Politik UTM dalam rilisnya yang diterima BANGSAONLINE.com, Kamis (27/7).

Menurutnya, suara pemilih di Madura juga rentan dimobilisasi. Suara pemilih Madura cair dan bisa berubah pada detik-detik akhir perebutan pengaruh tokoh kunci. Hal ini salah satunya karena faktor politik anut grubyuk, politik tabik dan patuh pada patron.

“Pemilih Madura sebagian besar masih belum independen karena adanya patron yang kuat, khususnya tokoh agama, tokoh informal, dan tokoh pemerintahan masih tinggi yang bisa memengaruhi pergerakan suara di Madura sangat fluid dan cair di menit menit akhir,” tambah Surokim.

Hal ini pula yang membuat prediksi hasil pemilu di Madura menjadi sulit dan rumit. “Perlu banyak lembaga ekstra pengawas pemilu baik yang tumbuh dari masyarakat maupun dari luar agar pemilu di Madura bisa berlangsung fair dan jurdil,” jelas dia.

Selain itu harus ada kesungguhan dari semua pihak untuk meningkatkan jumlah pemilih rasional di Madura. “Perlu upaya serius, terintegrasi dan sinergis dalam hal edukasi politik agar pemilih rasional di madura semakin meningkat,” kata dia. (*/ns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO