GRESIK, BANGSAONLINE.com - Lesunya perekonomian di Kabupaten Gresik akhir-akhir ini juga berdampak pada pedagang hewan kurban. Penjualan mereka mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya.
Merujuk pengakuan pedagang, H-7 Hari Raya Idul Adha pada tahun sebelumnya, mereka biasanya sudah bisa menjual di atas 20 ekor kambing atau sapi. Namun, untuk Hari Raya Idul Adha tahun ini, meski sudah H-4, mereka mengaku baru bisa menjual kisaran 10 ekor.
Baca Juga: PT Smelting Raih Penghargaan Pembina Kemitraan Terbaik Bidang Penanaman Modal dari Pemkab Gresik
"Menurun mas penjualan tahun ini," kata Adi salah satu pedagang hewan kurban asal Lamongan yang berjualan di kawasan Randuagung, Kecamatan Kebomas, Senin (28/8/2017).
Meski sepi, namun Adi mengaku bahwa harga hewan kurban yang dijual tahun ini mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Jika pada tahun sebelumnya, harga kambing dengan berat kisaran 100 kg dijual dengan harga Rp 4-4,5 juta, pada Hari Raya Idul Adha tahun ini naik menjadi Rp 5,5-6 juta.
Hal serupa diungkapkan Tohir, penjual hewan kurban di Desa Roomo, Kecamatan Manyar. “Naiknya harga hewan kurban terkait biaya pemeliharaan saat hewan itu dijajakan. Biasanya harga hewan kurban akan kembali normal setelah musim haji selesai," katanya.
Baca Juga: Lepas Ekspor 36,28 Ton Copper Foil PT Hailiang ke China, ini Harapan Bupati Gresik
Sementara agar dagangannya laris, Thohir mengaku memililiki trik khusus. Yaitu, dengan memandikan hewan kurban. "Kalau hewannya bersih kan punya nilai lebih. Ini untuk menarik pembeli, karena persaingan ketat. Itu trik yang kami lakukan," sambungnya.
Adapun tempat penjualan hewan kurban di Gresik tahun ini tak beda jauh dengan tahun sebelumnya, di antaranya ada di Jalan Kapten Dulasim, Kompleks Gresik Kota Baru (GKB), Desa Randu Agung, Jalan Tridharma dan Jalur Manyar-Sembayat. Rata-rata hewan kurban yang dijajakan didatangkan dari daerah Jawa Timur bagian selatan seperti Ponorogo. (hud/dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News