GRESIK, BANGSAONLINE.com - Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Giri Tirta Gresik menaikkan tarif pemakaian air untuk pelanggan ketegori niaga dan industri.
Kenaikannya mulai Rp1.000 hingga Rp1.500. Sedangkan untuk pelanggan kategori rumah tangga tidak ada kenaikan tarif pemakaian air.
Baca Juga: Satpol PP Gresik Gagalkan Pengiriman Miras asal Bali ke Pulau Bawean
"Penyesuaian tarif untuk pelanggan niaga dan industri ini untuk peningkatan pelayanan dan pengembangan jaringan pipa untuk menyalurkan air kepada para pelanggan," ucap Direktur Umum Perumda Giri Tirta Gresik, Ahmad Rusdilfahmi, saat sosialisasi penyesuaian tarif niaga dan industri kecil di kantor perumda setempat, Rabu (5/6/2024).
Penyesuaian harga tarif air ini tertuang dalam Peraturan Bupati (Perbup) Gresik Nomor 31 Tahun 2024. Sekadar informasi, total ada 6.638 pelanggan yang terdampak kenaikan tarif tersebut.
Mulai dari kategori pelanggan niaga kecil meliputi kos-kosan, toko kelontong, hingga perkantoran. Kenaikan harga Rp5.000 per meter kubik (m³) menjadi Rp6.500 per m³.
Baca Juga: Di Pasar Baru Gresik, Khofifah Panen Dukungan dan Gelar Cek Kesehatan Gratis
"Untuk industri kecil kenaikannya sama dengan kategori niaga kecil. Sedangkan untuk kategori niaga besar naik dari Rp7.500 menjadi Rp 8.500," tuturnya.
Menurut Fahmi, kenaikan tarif ini memang sudah waktunya. Sebab, Perumda Giri Tirta belum pernah menaikkan tarif sejak tahun 2018. Sementara tarif listrik dan biaya operasional lain terus naik.
Ia menjelaskan bahwa kenaikan tarif ini juga bertujuan untuk subsidi silang dengan kategori rumah tangga. Saat ini, tercatat ada 123.000 pelanggan Perumda Giri Tirta Gresik.
Baca Juga: Pesangon Belum Diberikan Sepenuhnya, Komisi IV DPRD Gresik Mediasi 23 Pensiunan PT Swadaya Graha
"HPP (biaya produksi) air kita Rp7.650 per meter kubik. Sedangkan kita jual air ke masyarakat hanya Rp1.500 per meter kubik. Tentu agar tidak rugi, kami harus naikkan tarif di kategori niaga dan industri," terangnya.
Selain itu, Perumda Giri Tirta Gresik juga melakukan penyaluran air ke-8 desa di Kecamatan Duduksampeyan yang saat ini sudah dilakukan simulasi agar dapat mengalir lancar. Khususnya di lokasi terjauh seperti di Desa Kemudi, memerlukan tandon air lebih dahulu.
"Rencananya, total ada 4.895 sambungan rumah tangga baru yang mulai mengalir bulan ini. Tentunya pengembangan jaringan ini butuh pembiayaan yang tidak sedikit," ucapnya.
Baca Juga: Diduga Korsleting Listrik, Toko Budi Snack di Manyar Gresik Terbakar
Terkait keluhan pelanggan rumah tangga yang tagihan airnya tiba-tiba naik, Fahmi menyebut ada beberapa faktor yang mempengaruhi. Mulai dari petugas keliling yang tidak bisa melihat meteran air karena rumah dikunci, kebocoran air di rumah pelanggan, hingga adanya pergantian meteran baru.
"Tahun 2023 kemarin kami melakukan penggantian 5.000 unit meteran air baru. Sedangkan tahun 2024 ada penggantian 10.000 meteran. Semuanya gratis. Sehingga perhitungan penggunaan air semakin akurat," jelasnya.
Ia menepis bila pasokan sumber air menipis atau kurang, sehingga menyebabkan distribusi ke pelanggan terganggu.
Baca Juga: Warga Tak Kesulitan Air saat Kemarau, Pemdes Wadak Kidul Apresiasi Langkah Perumda Giri Tirta
Bahkan, menurutnya saat ini kondisi air oversupply atau berlebih. Semua tak lepas dari banyaknya sumber air. Salah satunya dari mata air Umbulan, Pasuruan.
"Kemarin ada perusahaan yang bilang butuh air banyak. Saya langsung sampaikan kalau kami siap menyuplai berapa pun kebutuhan yang diperlukan," pungkasnya. (hud/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News